Zack

Foto saya
be better than yesterday..

Selasa, Desember 30, 2008

Izinkan ku bermaksiat

Pada suatu hari, ibrahim bin Adham didatangi seorang lelaki yang gemar melakukan maksiat bernama Jahdar bin Rabiah. Ia meminta basehat kepada dirinya agar ia dapat menghentikan perbuatan maksiatnya. Ia berkata “ ya Aba ishak, aku ini seorang yg suka melakukan maksiat. Tolong berikan cara yang ampuh untuk menghentikannya”

Setelah merenung sejenak, ibrahim berkata, “jika kau mampu melaksanakan 5 syarat yang kuajukan, maka aku tidak keberatan kau berbuat dosa”

Tentu saja dengan penuh rasa ingin tahu yang besar, Jahdar berkata, “apa saja syarat-syarat itu, ya aba ishak?
Syarat pertama, jika kau melaksanakan perbuatan maksiat, janganlah kau memakan rizki Alah “ ucap ibrahim

Lelaki itu mengeryitkan dahinya lalu berkata : “lalu aku makan dari mana? Bukankah segala sesuatu yang berada di bumi ini adalah rizki Allah ?”

“benar”, jawab Ibrahim dgn tegas. “Bila kau telah mengetahuinya, masih pantaskah kau memakan rizki-Nya sementara ka uterus melakukan maksiat dan melanggar perintah-perintah – Nya ?”

“Baiklah… “, jawab lelaki itu tampak menyerah. “Kemudian apa syarat yang kedua?”
“Kalau kau bermaksiat kepada Allah, janganlah Kau tinggal di bumi- Nya”, kata Ibrahim lebih tegas lagi.

Syarat kedua itu mmbuat Jahdar lebih kaget lagi . “Apa? Syarat ini lebih hebat lagi. Lalu aku harus tinggal dimana? Bukankah bumi dengan segala isinya ini milik Allah ?“
“Benar Abdallah. Karena itu pikirkanlah baik-baik. Apakah kau masih pantas memakan rizki-Nya dan tinggal di bumi-Nya sementara ka uterus bermaksiat?” Tanya Ibrahim.

“Kau benar Aba Ishak”, ucap Jahdar kemudian. “Lalu apa syarat ketiga?” Tanya dengan penasaran. “Kalau kau masih juga bermaksiat kepada Allah, tetapi masih ingin memakan rizki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, maka carilah tempat yang tersembunyi agar tidak terlihat oleh-Nya”.

Syarat ini membuat lelaki itu terkesima. “Ya Aba Ishak, nasehat macam apakah semua ini? Mana mungkin Allah tidak melihat kita ?”

“Bagus! Kalau kau yakin Allah selalu melihat kita, tetapi kau masih terus memakan rizki-Nya, tinggal di bumi-Nya dan terus melakukan maksiat kepada-Nya. Pantaskah kau melakukan semua itu?”, Tanya Ibrahim kepada lelaki yang masih tampak bengong itu. Semua ucapan itu membuat Jahdar bin Rabiah tidak berkutik dan membenarkannya.

“Baiklah, ya Aba ishak, lalu katakan sekarang syarat yang ke empat?”
“jika malaikatul maut hendak mencabut nyawamu, katakanlah kepadanya bahwa engkau belum mau mati sebelum bertaubat dan melakukan amal saleh”.

Jahdar termenung. Tampaknya ia mulai menyadari semua perbuatan yang dilakukan selama ini. Ia kemudian berkata, “tidak mungkin… tidak mungkin semua itu kulakukan”.

“Ya Abdallah, bila kau tidak sanggup mengundurkan hari kematianmu, lalu dengan cara apa kau dapat menghindari murka Allah ?”

Tanpa banyak komentar lagi, ia bertanya syarat yang kelima, yang merupakan syarat terakhir. Ibrahim bin Adham untuk kesekian kalinya memberi nasehat kepada lelaki itu. “Yang terakhir, bila malaikat Zabaniyah hendah menggiringmuke neraka di hari kiamat, janganlah kau bersedia ikut dengannya dan menjauhlah!”

Lelaki yang ada di hadapan Ibrahim bin Adham itu tampaknya tidak sangup lagi mendengar nasehatnya. Ia menangis penuh penyesalan. Dengan wajah penuh sesal ia berkata, “cukup… cukup ya Aba ishak!. Jangan kau teruskan lagi. Aku tidak sanggup mendengarnya. Aku berjanji, mulai saat ini aku akan beristgfar dan bertaubat nasuha kepada Allah”.

Apakah kita telah memenuhi syarat –syarat tersebut di atas, sehingga kita bisa berbuat maksiat terhadap Allah? ..........




Tidak ada komentar: