Zack

Foto saya
be better than yesterday..

Kamis, November 01, 2012

Membangun Mentalitas Profesional.




1. Mentalitas Mutu
Seorang profesional menampilkan kinerja terbaik yang mungkin. Dengan sengaja dia tidak akan menampilkan the second best (kurang dari terbaik) karena tahu tindakan itu sesungguhnya adalah bunuh diri profesi. Seorang profesional mengusahakan dirinya selalu berada di ujung terbaik (cutting edge) bidang keahliannya. Dia melakukannya karena hakikat profesi itu memang ingin mencapai suatu kesempurnaan nyata, menembus batas-batas ketidakmungkinan praktis, untuk memuaskan dahaga manusia akan ideal mutu: kekuatan, keindahan, keadilan, kebaikan, kebergunaan.

Jelas, profesionalisme tidak identik dengan pendidikan tinggi. Yang utama adalah sikap dasar atau mentalitas. Maka seorang pengukir batu di pelosok Bali misalnya, meskipun tidak lulus SMP, namun sanggup mengukir dengan segenap hati sampai dihasilkan suatu karya ukir terhalus dan terbaik, sebenarnya adalah seorang profesional. Seorang guru SD di udik Papua yang mengajar dengan segenap dedikasi demi kecerdasan murid-muridnya adalah seorang profesional.

Di fihak lain, seorang dokter yang menangani pasiennya dengan tergesa-gesa karena mengejar kuota pasien bukanlah profesional. Demikian pula seorang profesor yang mengajar asal-asalan, meneliti asal jadi, membina mahasiswa terlalu banyak sampai mengorbankan kualitas, bukanlah profesional. Atau, seorang insinyur yang dengan sengaja mengurangi takaran bahan bangunannya demi laba yang lebih besar bukanlah profesional.

Jadi mentalitas pertama seorang profesional adalah standar kerjanya yang tinggi yang diorientasikan pada ideal kesempurnaan mutu.

2. Mentalitas Altruistik
Seorang profesional selalu dimotivasi oleh keinginan mulia berbuat baik. Istilah baik di sini berarti berguna bagi masyarakat. Aspek ini melengkapi pengertian baik dalam mentalitas pertama, yaitu mutu. Baik dalam mentalitas kedua ini berarti goodness yang dipersembahkan bagi kemaslahatan masyarakat. Profesi seperti guru, dokter, atau advokat memang jelas sangat bermanfaat bagi masyarakat. Demikian pula pialang saham, computer programmer, atau konsultan investasi. Taat asas dengan pengertian ini, tidak mungkin ada pencuri profesional atau pembunuh profesional. Mungkin saja teknik mencurinya atau metoda membunuhnya memang canggih dan hebat, tetapi menggelari mereka sebagai kaum profesional adalah sebuah kerancuan istilah.

Mutu kerja seorang profesional tinggi secara teknis, tetapi nilai kerja itu sendiri diabdikan demi kebaikan masyarakat yang didorong oleh kebaikan hati, bahkan dengan kesediaan berkorban. Inilah altruisme.

Di fihak lain, paradoksnya, karena kualitas kerjanya tinggi, berbasiskan kompetensi teknis yang tinggi, maka masyarakat menghargai jasa kaum profesional ini dengan tinggi pula. Artinya, imbalan kerja bagi kaum profesional umumnya selalu mahal. Permintaan atas jasa mereka selalu lebih tinggi dari ketersediaannya. Itulah yang mengakibatkan imbalan kerja kaum profesional menjadi tinggi. Oleh karena itu pula, status sosial kaum profesional dari segi moneter umumnya berada di lapisan tengah ke atas. Ini bukan karena kaum profesional menuntut untuk didudukkan di kelas tersebut, tetapi sebagai akibat logis dari eksistensi profesionalnya.

Maka ciri kedua profesionalisme ialah hadirnya motif altruistik dalam sikap dan falsafah kerjanya.

3. Mentalitas Melayani
Kaum profesional tidak bekerja untuk kepuasan diri sendiri saja tanpa peduli pada sekitarnya. Kaum profesional tidak melakukan onani profesi. Sebaliknya, kepuasannya muncul karena konstituen, pelanggan, atau pemakai jasa profesionalnya telah terpuaskan lebih dahulu via interaksi kerja.

Kaum profesional lahir karena kebutuhan masyarakat pelanggan. Sorang maestro seni lukis sekelas Michelangelo saja pun tetap punya pelanggan, yakni Sri Paus, sang penguasa Vatikan, yang keinginannya harus dipuaskan.

Seorang profesional bahkan dengan tegas mematok nilai moneter atas jasa profesionalnya. Dengan ketegasan ini berarti sang profesional berani berdiri di mahkamah tawar-menawar rasional dengan para pelanggannya. Maka seorang profesional harus bisa melayani pelanggannya sebaik-baiknya. Dan sang profesional diharapkan melakukannya secara konsisten dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati sebagai apreasiasi atas kesetiaan pelanggannya di sepanjang karir profesionalnya.

Maka ciri ketiga seorang pekerja profesional adalah sikap melayani secara tulus dan rendah hati kepada pelanggannya dan nilai-nilai utama profesinya.

4. Mentalitas Pembelajar
Di bidang olahraga, seorang pemain profesional, sebelum terjun penuh waktu, terlebih dahulu menerima pendidikan dan pelatihan yang mendalam. Dan di sepanjang karirnya ia terus-menerus mengenyam latihan-latihan tiada henti.

Begitu juga di bidang lain, seorang pekerja profesional adalah dia yang telah mendapat pendidikan dan pelatihan khusus di bidang profesinya. Bahkan untuk profesi-profesi yang sudah mapan, sebelum seseorang diberi hak menyandang status profesional, dia harus menempuh serangkaian ujian. Bila lulus barulah dia mendapatkan sertifikasi profesional dari asosiasi profesinya.

Kompetensi tinggi tidak mungkin dicapai tanpa disiplin belajar yang tinggi dan berkesinambungan. Dan karena tuntutan masyarakat semakin lama semakin tinggi, tak pelak lagi, belajar dan berlatih seumur hidup harus menjadi budaya kaum profesional. Tanpa itu maka sajian nilai sang pekerja profesional semakin lama semakin tidak relevan. Bahkan bisa tak bersentuhan dengan realitas sekitarnya. Pada saat itulah seorang pekerja gagal menjadi profesional.

Jadi ciri keempat pekerja profesional adalah hati pembelajar yang menjadikannya terus bertumbuh dan mempertajam kompetensinya kerjanya.

5. Mentalitas Pengabdian
Seorang pekerja profesional memilih dengan sadar satu bidang kerja yang akan ditekuninya sebagai profesi. Pilihannya ini biasanya terkait erat dengan ketertarikannya pada bidang itu, bahkan ada semacam rasa keterpanggilan untuk mengabdi di bidang tersebut. Mula-mula, pilihan itu dipengaruhi oleh bakat dan kemampuannya yang digunakannya sebagai kalkulasi peluang suksesnya di sana. Tetapi kemudian berkembang sebuah hubungan cinta antara sang pekerja dengan pekerjaannya.

Hubungan ini mirip dengan hubungan jejaka-gadis yang jatuh cinta. Semakin mereka mengenal, rasa cinta makin kental, dan akhirnya mengokohkan hubungan itu secara marital. Demikian juga seorang profesional, semakin ia menekuni profesinya semakin timbul rasa cinta. Dan bila hatinya sudah mantap betul maka ia memutuskan untuk hanya menekuni bidang itu sampai tuntas dan menyatu padu dalam sebuah ikatan cinta yang kekal. Demikianlah, seorang profesional mengabdi sepenuh cinta pada profesi yang dipilihnya.

Jadi ciri kelima seorang profesional sejati adalah terjalinnya dedikasi penuh cinta dengan bidang profesi yang dipilihnya.

6. Mentalitas Kreatif
Seorang olahragawan profesional menguasai sepenuhnya seni bermain. Baginya permainan tidak melulu soal teknis, tetapi juga seni. Ia beranjak dari seorang jago menjadi seorang maestro seperti Rudy Hartono di bulutangkis, Pele di sepakbola, atau Muhammad Ali di tinju. Sedangkan pemain amatir, tidak pernah sampai ke jenjang seni; asal menguasai teknik-teknik dasar maka memadailah untuk ikut pertandingan-pertandingan.

Seorang pekerja profesional, sesudah menguasai kompetensi teknis di bidangnya, berkembang terus ke tahap seni. Dia akan menemukan unsur seni dalam pekerjaannya. Dia akan menghayati estetika dalam profesinya. Mata hatinya terbuka lebar melihat kekayaan dan keindahan profesi yang ditekuninya. Seterusnya, perspektif, keindahan, dan kekayaan ini akan memicu kegairahan baru bagi sang profesional yang pada gilirannya memampukannya menjadi pekerja kreatif, berdaya cipta, dan inovatif.

Jadi ciri keenam seorang pekerja profesional adalah kreativitas kerja yang lahir dari penghayatannya yang artistik atas bidang profesinya.

7. Mentalitas Etis
Seorang pekerja profesional, sesudah memilih untuk “menikah” dengan profesinya, menerima semua konsekuensi pilihannya, baik manis maupun pahit. Profesi apa pun pasti terlibat menggeluti wacana moral yang relevan dengan profesi itu. Misalnya profesi hukum menggeluti moralitas di seputar keadilan, profesi kedokteran menggeluti moralitas kehidupan, profesi bisnis menggeluti moralitas keuntungan, begitu seterusnya dengan profesi lain.

Maka seorang profesional sejati tidak akan menghianati etika dan moralitas profesinya demi uang atau kekuasaan misalnya. Penghianatan profesi disebut juga sebagai pelacuran profesionalisme yakni ketidaksetiaan pada moralitas dasar kaum profesional.

Di pihak lain, jika profesinya dihargai dan dipuji orang, dia juga akan menerimanya dengan wajar. Kaum profesional bukanlah pertapa yang tidak membutuhkan uang atau kekuasaan, tetapi mereka menerimanya sebagai bentuk penghargaan masyarakat yang diabdinya dengan tulus.

Jadi ciri keenam pekerja profesional adalah kesetiaan pada kode etik profesi pilihannya.
_____--
copas from somewhere.. lupa ..sorry ya buat penulisnya..smg jd manfaat

Belajar dari Kegagalan

“Success is the proper utilization of failure.” Unknown

Kegagalan merupakan bagian proses dari proses kehidupan yang tidak dapat kita hindari. Kita akan kehilangan lebih banyak energi ketika mencoba lari dari kenyataan telah mengalami kegagalan. Menerima kegagalan dan mencari hikmah atau peluang emas di balik kegagalan ini akan jauh lebih baik. Setidaknya ada 7 alasan mengapa kita sebaiknya menerima kegagalan :

1. Kegagalan memberi kita kesadaran telah melakukan kesalahan. Dari kesalahan itulah kita dapat memperoleh pengalaman emosional serta lebih banyak ilmu untuk melakukan terobosan-terobosan revolusioner atau menciptakan ladang usaha yang potensial.

2. Kegagalan membuat kita lebih kuat. Pada awal mengalami kegagalan memang keadaan kita menjadi berantakan. Tetapi situasi tersebut dapat kita jadikan motivasi untuk tumbuh lebih kuat dari sebelumnya. Itulah mengapa kegagalan dapat memperkokoh karakter seseorang.

3. Kegagalan menginspirasi dan membakar semangat kita. Jadikanlah kegagalan sebagai bahan bakar untuk lebih fokus dan bekerja lebih keras dari sebelumnya. Michael Jordan pernah dikeluarkan dari tim basket di sekolahnya. “It was good because it made me know what disappointment felt like. And I knew that I didn’t want to have that feeling ever again.– Itu bagus karena membuat saya merasakan bagaimana rasanya kecewa, dan saya tak ingin merasakan hal yang sama (kekecewaan),” katanya pada Chicago Tribune. Hal inilah yang menyebabkan etos kerjanya tinggi, sehingga mengangkat reputasinya menjadi pebasket legendaris di dunia.

4. Kegagalan menjadikan sikap seseorang menjadi lebih lembut dan berempati kepada sesama. Ada seorang selebritis bernama Terry Fox, pada tahun 1980 ia mendonasikan uang USD 1 juta untuk penelitian kanker. Uang tersebut ia kumpulkan dari honor olah raga lari sejauh 3.339 mil, sebelum akhirnya ia meninggal dunia karena kanker.

5. Kegagalan membangun keberanian. Jika Anda mampu melihat kegagalan sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan, maka Anda akan mampu menerima segala kemungkinan dan dengan mudah Anda berani mengambil resiko lebih banyak.

6. Kegagalan merupakan salah satu jalan yang akan membawa kita pada kesempatan atau peluang yang lebih bagus. Ada seorang mantan pegawai yang telah di-PHK 10 kali selama bekerja 12 tahun. Kegagalan tersebut telah membuatnya menguasai ilmu untuk bertahan dari bermacam tantangan dan kepekaannya semakin tinggi sehinga ia pintar mengantisipasi jika keadaan memburuk. Kemampuan itulah yang membuatnya diterima di sebuah perusahaan lain yang lebih besar dan ia mencapai karir yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

7. Kegagalan menjadikan kesuksesan yang tercapai terasa lebih manis. Kita cenderung lebih menghargai sebuah kemenangan setelah mencicipi kekalahan.

Sebenarnya masih banyak lagi manfaat yang dapat kita capai dengan menerima kegagalan sebagai bagian penting dari proses kehidupan. Kegagalan dapat kita ubah menjadi peluang baru yang lebih potensial dan tak pernah terpikirkan sebelumnya. Lalu langkah apa saja yang dapat kita lakukan agar kegagalan itu menjadi peluang emas?

1. Pertama adalah menerima kegagalan, tetapi menolak menyerah dengan tetap memelihara semangat juang. Lalu bergegas mengidentifikasi kesalahan, dan menganalisa penyebabnya.

2. Ketika Anda berhasil mengidentifikasi kesalahan dan penyebabnya, maka segeralah lakukan perbaikan. Jika diperlukan kembangkanlah sistim baru agar kesalahan serupa tidak terulang kembali. Belajarlah dari kesalahan dan tidak mengulanginya lagi. Einstein mengatakan, “Insanity is doing the same thing over & over again & expecting different result. – Suatu kebodohan jika kita melakukan hal yang sama berulang-ulang tetapi kita menginginkan hasil yang berbeda.”

3. Segera melakukan tindakan dan menjadikan setiap situasi sebagai kesempatan kedua yang potensial. Tindakan cepat akan sangat membantu Anda menghindari kerugian yang lebih besar.

4. Fokuslah pada hasil dan tetaplah bersemangat, dan jangan lagi menengok ke belakang atau surut langkah karena kendala yang akan menghadang.

5. Berani mengambil resiko, dan menganggapnya sebagai bagian dari ekplorasi. Keberanian mengambil resiko memungkinkan Anda untuk terus berkembang.

6. Yang terakhir adalah menikmati setiap proses yang dialami, entah senang, sedih, menemui kemudahan atau kesulitan, mendapati situasi memburuk atau membaik dan lain sebagainya. Ketika kita benar-benar berhasil mewujudkan impian kedalam kenyataan, tentu itu akan menjadi saat yang paling membahagiakan dari serangkaian proses yang Anda jalani.

Sebenarnya realitas hidup ini sangat menarik, karena disaat gagal sekalipun ternyata masih ada peluang emas. Oleh sebab itu, pandanglah setiap halangan, tantangan, kesedihan, kesulitan ataupun penolakan sebagai sebuah kesempatan untuk menciptakan peluang emas yang baru. Itulah sikap yang harus kita kembangkan agar Anda dapat dengan mudah bangkit dari kegagalan dan memungkinkan kita semua menikmati kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup ini.

*Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku best seller.Kunjungi websitenya di : www.andrewho-uol.com

Selasa, Oktober 16, 2012

Tip Membuat Aneka Puding



 Puding biasanya dijadikan sebagai makanan penutup atau dessert. Kadang-kadang juga dibuat untuk sekedar jadi camilan di rumah untuk keluarga.


Puding banyak jenisnya, ada puding susu, puding santan, puding busa, puding telur, puding buah, puding cake/bolu, dan puding lapis. Masing-masing punya cara sendiri dalam membuatnya.


Yuk, lihat tip membuat beraneka macam puding berikut ini:

Puding susu


Biasanya puding susu menggunakan susu segar. Jika bukan susu segar maka harus dicairkan terlebih dahulu. Cara membuat puding susu, biasanya susu di didihkan terpisah, agar-agar di didihkan dengan sedikit air di tempat lain. setelah susu mendidih, tuang cairan agar-agar, aduk sebentar, siap di cetak

Puding buah


Buah-buah segar atau kalengan sering di masukkan pada pudding, dengan di tata agar manis. dibutuhkan kesabaran untuk membuat buah tampil cantik pada puding. Caranya, tata buah di dasar cetakan, tuang sedikit adonan puding, biarkan sedikit membeku agar mengikat buah-buahan pada tempatnya. setelah itu baru dituang sisa adonan

Puding lapis

Tiap lapis, selalu harus di tunggu sampai setengah beku, baru di tuang lapisan berikutnya. Bagaimana kalau adonan puding di panci membeku? jangan khawatir karena masih bisa dipanaskan lagi, dan adonan akan mencair kembali.

Puding santan


puding santan selalu menghasilkan lapisan pada pudingnya, yaitu bening dan keruh bagian atas yang merupakan santan kental. Ini tidak dapat dihindari, karena klo bikin puding santan suka gitu warnanya. Tapi dapat di kurangi, dengan tidak buru-buru menuang puding dalam cetakan, tapi di aduk-aduk dulu sampai suhu panas puding berkurang, dan menjelang membeku, tuang pada cetakan.

Puding busa


Busa dihasilkan dari telur putih yang dikocok sampai kaku ato sampai kocokan telur putih tadi berbusa. Cara mencampur telur putih dengan pudding, tuangkan cairang puding sedikit sedikit ke wadah telur putih, sambil di aduk atau mixer speed rendah sampai rata. Seperti puding santan, adonan ini akan memisahkan diri antara cairan dan busanya. Jika mengharapkan menyatu, aduk2 puding sampai mau dingin, baru di tuang di cetakan.

Puding telur


Kuning telur, biasanya digunakan untuk membuat puding menjadi lebih gurih. Tapi kita harus ati-ati waktu mencampur kuning telur, supaya tidak bergumpal-gumpal pada adonan puding. Caranya : kuning telur di kocok lepas di satu wadah. Tuang satu atau dua sendok makan makan puding panas pada kocokan telur, aduk cepat supaya tidak menggumpal, lalu tuang adonan ini pada panci pudingnya, aduk rata.

Puding cake atau bolu



Aduk-aduk adonan sampai menjadi hampir dingin, tuang perlahan diatas cake atau bolu, agar terjadi lapisan yang bagus.
_____________
ghiboo.com Oleh Fidelia

Puding Roti Kukus



Bahan:


- 5 lembar roti tawar, sobek-sobek
- 700 ml susu cair
- 2 butir telur ayam, kocok lepas
- 1/2 sendok teh vanili
- 125 gr gula pasir
- 100 gr margarin, cairkan
- 100 gr kismis
- 100 gr keju parut


Cara Membuat :
1. Campur roti tawar, susu cair, telur, vanili, dan gula pasir. Aduk rata hingga gula larut.
2. Tambahkan margarin cair, kismis dan setengah bagian keju parut, aduk rata kembali.
3. Tuang adonan roti ke dalam cetakan mangkuk foil yang telah diolesi margarin, beri taburan keju parut, kukus hingga matang. Angkat.
4. Resep Puding Roti siap dinikmati

Puding Markisa


Bahan :


- 400 ml air
- 1 bungkus agar-agar putih
- 200 ml sirup markisa
- 100 gr gula pasir
- 3 buah markisa, ambil daging buahnya


Cara membuat:


1. Masak air, agar-agar, sirup marquisa dan gula pasir. Aduk-aduk sampai mendidih. Masukkan daging buah markisa, aduk rata, angkat
2. Tuang adonan puding pada cetakan agar-agar, biarkan dingin, simpan dalam lemari pendingin, sajikan dingin.

Segarnya Es Buah Jelly Almond


Bahan:


- Air daun jeruk:
- 1 L air
- 300 g gula pasir
- 5 lembar daun jeruk purut, robek


Puding:
- 1 bungkus (7 g) jeli bubuk
- 500 ml susu cair
- 1/8 sdt ekstrak almond
- 50 g gula pasir


Buah:
- 300 g kiwi matang, kupas
- 300 g stroberi
- 300 g leci kalengan


Cara membuat:
1. Air daun jeruk: Jerang semua bahan di atas api kecil hingga gula larut dan aroma daun jeruk keluar. Angkat, saring. Diamkan hingga dingin, simpan di lemari pendingin.
2. Puding: Aduk rata semua bahan. Jerang semua bahan di atas api kecil hingga gula larut. Angkat. Tuang ke dalam cetakan persegi ukuran 22x10x5 cm yang sudah diperciki air matang. Dinginkan hingga mengeras.
3. Keluarkan dari cetakan, serut puding bentuk memanjang. Sisihkan.
4. Potong kiwi menjadi 8 bagian memanjang. Potong stroberi menjadi 4 bagian memanjang. Potong 4 bagian memanjang kecil. Sisihkan.
5. Campur puding bersama kiwi, stroberi, leci, dan es batu. Tuang air daun jeruk ke dalamnya. Aduk rata.
6. Sajikan dingin.


Selamat mencoba!
ghiboo.com. Oleh Fidelia 

Puding Jeruk Asam Manis



Bahan :
- 500 cc susu cair
- 4 buah jeruk manis
- 200 cc air jeruk manis
- 100 gr gula pasir
- 1 bungkus agar-agar
- 1/2 sdt garam
- Vanili secukupnya
- Rum secukupnya jika suka


Cara Membuat :


1. Jeruk manis dicuci,potong sedikit dibagian atas. Ambil isi, peras airnya.
2. Sisihkan kulit jeruk.
3. Rebus air jeruk bersama bahan lain sampai mendidih sambil diaduk.
4. Setelah hampir dingin, tuang kembali ke dalam kulit jeruk.
5. Biarkan beku. Siap dihidangkan.


ghiboo.com. Oleh Fidelia

Senin, Juni 25, 2012

Cerdas dalam Menghargai Karyawan

Dalam perjalanan kehidupan mencari (menjemput) penghidupan, kita akan dihadapkan pada beragam peran. Bisa jadi kita seorang karyawan swasta, karyawan negara (PNS), pengusaha, atau bekerja mandiri tanpa memiliki bos dan tanpa memiliki bawahan. Ini semua adalah peran mulia ketika kita bekerja di bidang yang baik (halal) dengan cara yang baik. Ukurannya terletak pada sebagus apa kinerja kita dan sepandai apa kita mensyukuri hasil yang kita peroleh. Memposisikan diri dengan cerdas dan ikhlas sehingga kiprah kita di jalan penjemputan rejeki ini menjadi  benar-benar pantas. Lalu, harmoni pun terbangun indah.

Ketika kita mendapati posisi sebagai seseorang yang di amanahi Allah untuk memiliki sebuah unit usaha dan kita memiliki karyawan, maka kita harus memainkan peran ini dengan sempurna. Peran sebagai bos atau atasan adalah peran yang kan menjadi berkah ketka kita mampu menghargai karyawan. Ketahulilah, bahwa karyawan adalah sahabat kita, mereka yang membantu kita untuk mampu membuat perusahaan senantiasa maju dan lebih baik.

Karyawan kita adalah manusia, bukan mesin yang dengan sembarang kita bisa berdayakan. Karyawan kita adalah manusia, maka tetap manusiakan mereka. Perlakukan mereka dengan baik, sentuh hati mereka dengan hati kita. Jangan sungkan untuk menyapa dengan ramah mereka saat memulai kerja, karena dengan sikap ramah kita kan membuat mereka lebih ikhlas dan bersemangat menjalani pekerjaannya. Biasakan memberikan pujian pada karyawan yang berprestasi, jangan sungkan, karena ini kan menjadi motivasi agar kinerja mereka jauh lebih baik lagi.

Ingat, karyawan juga butuh kebahagiaan dalam bekerja, dan bahagia itu bersumber dari hati yang bahagia. Maka bahagiakan hatinya tak hanya berupa materi (gaji pantas dan reward). Karena loyalitas yang dibangun hanya atas dasar materi, bukanlah loyalitas yang sebenarnya, ini hanyalah penumbuh awal loyalitas saja. Loyalitas yang sebenarnya akan muncul ketika mereka sudah merasa sangat nyaman bekerja diperusahaan kita. Nyaman karena kecerdasan dan ketulusan kita untuk menghargai mereka.

Menjadi sosok bos atau atasan yang perhatian, menyempatkan diri untuk tersenyum dan menyapa, sekedar menjabat erat dan menepuk bahu mereka. Menjadi sosok yang peka terhadap totalitas dan prestasi kerja mereka yang membuat mereka yakin bahwa mereka pun punya masa depan yang kan lebih cerah jika mengabdi di perusahaan kita. Mereka yakin, jika perusahaan maju, maka mereka pun akan maju. Sehingga mereka kan berkinerja dengan baik, agar perusahaan menjadi lebih baik dan imbasnya masa depan mereka pun membaik.

Karyawan adalah sahabat, mitra kerja yang sesungguhnya. Kita paham betul kalau setiap mereka butuh penghargaan, mereka semua butuh berkembang. Maka jadilah sahabat yang bisa memberikan itu semua. Dengan jalan kerjasama yang baik untuk mewujudkan perusahaan yang maju dan mensejahterakan. Jadi, raihah tangan mereka dan bergandenganlah menuju masa depan gemilang.

Besar atau kecil usaha kita saat ini, menghargai karyawan tetap harus dibiasakan!

Dia Rasulullah S.A.W insan yang terpuji


Oleh : Wibowo 
 
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Anas bin malik, Rasulullah shollallahu 'alahi wa sallam bersabda, "Alangkah rindunya aku untuk berjumpa dengan saudara-saudaraku." Lalu seorang sahabat bertanya, "Bukankah kami-kami ini saudaramu ya Rasul?" Rasul menjawab, "Benar, kalian adalah sahabat-sahabat/saudaraku. Adapun yang kumaksud adalah dengan saudara-saudaraku itu adalah kaum yang datang sesudahku dan beriman kepadaku padahal mereka tidak pernah berjumpa denganku."

SubhanAllah... Dari ucapannya melalui hadits di atas, beliau sebegitu rindunya pada kita-kita ini ummatnya yang hidup jauh dari masanya dan rindunya itu menurut saya adalah sebuah penghargaan untuk kita. Beliau menghargai kita karena sampai saat ini kita masih beriman padanya walau tanpa pernah sekalipun berjumpa secara langsung menatap wajahnya. Begitulah Rasulullah manusia special yang dimulaikan Allah dengan segala budi pekertinya yang amat luhur dan terpuji, sesuai dengan namanya "Muhammad" yang memiliki arti "insan yang terpuji".

Di sisi lain beliau juga tidak hanya rindu pada kita ummatnya, tapi sangat peduli. Coba saja kita ingat cerita pada akhir hidupnya ketika ajal menjelang, beliau amat mempedulikan ummatnya. Pada detik-detik terakhir ruh akan lepas dari raga, lisannya berucap "ummati...ummati...ummati". Sungguh peristiwa itu sebuah pemandangan diluar kebiasaan manusia umum, disela-sela rasa sakit, beliau Nabi shollallahu 'alahi wa sallam. masih sempat terfikir akan keadaan ummatnya selepas beliau wafat. Bayangkan...andai kita saat itu sempat menyaksikan peristiwa tsb, sudah pasti itu akan menjadi salah satu peristiwa yang amat mengharukan dalam sejarah hidup kita.

Masih dalam keadaan sakaratul mautnya, dari peristiwa itu juga kita bisa lihat kecintaan Rasulullah pada ummatnya. Saat badan mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi, dari bibir yang senantiasa basah menyebut asma-Nya, terucap sebuah permohonan yang amat memilukan hati "Ya...Allah, dasyat nian maut ini. Timpakan saja semua maut ini (baca:rasa sakitnya) kepadaku, jangan pada ummatku". SubhanAllah...sungguh terpuji akhlaqmu ya rasul.

Tapi apa yang terjadi saat ini ?! mungkin di antara kita masih ada yang biasa-biasa saja terhadap Rasulullah. Sholawat jarang terlantun dari lisan dan kerap kali meninggalkan sunnah-sunnahnya. Bukan kah sejatinya kita pun merasa rindu dan berterima kasih padanya dengan memperbanyak sholawat dan selalu berusaha menjalankan sunnah-sunnahnya dengan baik. Karena bisa dibayangkan keadaan kita saat ini tanpa Rasulullah hadir di dunia ini, pastinya kita akan hidup dalam kegelapan, arah tujuan hidup tidak jelas dan akhlaq kita pun akan jauh dari nilai-nilai kemuliaan.

Pada hadits lain Rasulullah shollallahu 'alahi wa sallam bersabda : "Manusia yang paling mengabaikan aku, adalah orang yang apabila disebut namaku dihadapannya, dia tidak bershawat kepadaku. Shalawat kepadaku dan kepada keluargaku menghilangkan kemunafikan". Oleh karena itu mari kita perbanyak bersholawat pada Rasulullah ! seperti yang sudah sama-sama kita tau bahwa sholawat akan mendatangkan syafa'at di Yaumil Akhir nanti ?! jelasnya syafa'at itu adalah pertolongan. Nanti di kala amal baik kita kurang dan karena sebab itu kita tidak memenuhi syarat untuk masuk ke syurga. Tapi bila kita mendapat syafa'atnya, keadaannya akan lain...kita akan menjadi orang yang beruntung bisa terhindar dari jilatan api neraka yang amat panas.

Kembali pada hadits yang pertama tadi di atas. Ketika pertama kali saya mengetahui hal itu, rasa kagum kian bertambah pada Rasulullah dan tak berhenti hanya di situ, banyak lagi kisah-kisah dari perjalanan hidup beliau yang amat memukau. Salah satunya sekelumit kisah yang akan saya ceritakan ini, yaitu perjalanan Isra Mi'raj baginda Nabi Muhammad S.A.W dimana kala itu Nabi berjumpa dengan Allah S.W.T. dan berdialog langsung dengan-Nya.

Dialog tsb diabadikan di dalam bacaan Sholat pada bacaan Tahiyyat. Berikut ini potongan cerita perjalanan nabi pergi menuju langit ke Tujuh (Sidratul Muntaha). Perjalanan beliau kesana mengendarai Buraq dan pada akhir perjalanan nabi menjadi hanya seorang diri untuk masuk menuju ke Sidratul Muntaha, pasalnya para malaikat tidak mampu lagi mengantarkannya, bahkan ketika malaikat Jibril diminta untuk mengantar, ia berkata "Aku tidak mau ikut lagi, sebab kalau aku ikut, sayapku akan terbakar".

Sebelum rasulullah sampai ke tempat itu, beliau menyaksikan kebesaran Allah yang meliputi Langit dan Bumi. Lalu setibanya rasul disana, beliau pun melakukan penghormatan dengan berucap "Attahiyyatul mubarakatush showatuth thayyibatul lillah" artinya : "Segala Kehormatan, Keberkahan, Kebahagian dan Kebaikan hanya milik Allah saja. Lalu Allah berkata pada rasulullah "Assalamu'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh" artinya : "Salam Rahmat dan Berkah-Nya aku tujukan kepadamu wahai nabi (nabi muhammad)". Bisa kita bayangkan, betapa bahagianya nabi muhammad mendapat salam langsung dari Allah SWT.
Tapi setelah Rasulullah mendengar salam dari Allah, apa yang terjadi selanjutnya...??? ini yang membuat saya terkagum-kagum, ketika Allah memberikan salam-Nya pada Nabi dengan salam itu tadi, Nabi tidak begitu saja ingin berbahagia sendiri, tapi ia ingat pada ummat-ummatnya. Lalu Nabi pun berucap pada Allah "Assalamu'alaina wa'ala ibadillahi sholihin" artinya : "Salam Keselamatan semoga tetap tercurah untuk hamba-hamba yang Sholeh", melalui jawabannya itu Rasulullah tidak menginginkan kesejahteraan dari salam Allah tadi dilimpahkan hanya pada dirinya saja, tapi ia ingin menyebarkan kesejahteraan itu kepada semua hamba-hamba Allah yang sholeh. SubhanAllah....begitulah kecintaan Rasulullah pada ummat-ummatnya.

Dari kisah-kisah di atas dan kisah-kisah lain dari perjalanan hidup Rasulullah, sebagai manusia yang masih mau mendengarkan hati nurani, pastilah akan terkagum-kagum. Terutama kita sebagai seorang muslim harus merasa berterima kasih pada baginda Nabi Muhammad shollallahu 'alahi wa sallam dengan memperbanyak sholawat serta selalu berusaha menjalankan sunnah-sunnahnya dengan baik, dengan harapan akan mendapat syafa'atnya kelak nanti di yaumil akhir.

Bila diluar sana ada sekian banyak orang yang melecehkan dan menghina Rasulullah, saya yakin mereka sedang melawan hati nuraninya yang dengan sengaja menegatifkan (negative thinking) cara pandang dan berfikirnya ! kenapa begitu, pastinya mereka memang membaca kisah yang sebenarnya dan secara hati nurani, awalnya mereka juga terkagum akan pribadi yang menawan dari Rasulullah. Tetapi karena ada faktor-faktor tertentu hingga membuat mereka berlaku tidak senonoh seperti itu terhadap kanjeng Nabi Muhammad shollallahu 'alahi wa sallam dan tentu saja atas tindakan mereka itu ummat muslim diberbagai belahan dunia yang menyaksikan hal tsb menjadi amat berang - marah sekali tidak terima sang panutannya itu dihina.

Begitu pun saya sama dengan ummat muslim lainnya amat kesal dan marah sekali pada mereka yang telah menghina baginda Nabi Muhammad shollallahu 'alahi wa sallam dan dalam suasana hati yang panas, saya inginnya Allah S.W.T mengutuk dan melaknat mereka ! tapi bila masih mungkin, terangilah hati nurani mereka ya Allah dengan cahaya-Mu agar mereka teguh dalam melihat kebenaran, aamiin.

Meskipun demikian bila toh Nabi Muhammad hidup dimasa kini dan mendengar atau bahkan melihat sendiri dihinaan yang ditujukan padanya, kekasih Allah yang mulia itu (baca:Nabi Muhammad) pastinya akan sangat arif sekali menyikapi hal itu. Seperti kisah ini, ketika itu nabi shollallahu 'alahi wa sallam dilempari dengan kotoran hewan dan beliau dikatai dengan sebutan "gila". Malaikat jibril yang mendengar hinaan itu, membuatnya marah besar, konon sampai berkata pada Rasulullah...ia akan memindahkan gunung untuk ditimpakan pada mereka yang telah mengina Nabi ! tapi Rasulullah tidak tertarik dengan tawaran itu dan dengan tersenyum beliau berkata "sudahlah jibril, tidak apa-apa aku ikhlas. Mereka bersikap seperti itu, hanya karena tidak mengerti".

SubhanAllah...begitu luhur budi pekertinya ! sampai dunia berakhir nanti, niscaya tidak akan ada orang yang mampu menandinginya. Mari kita bersholawat padanya "Allahumma sholli wassalim 'ala saidina Muhammadin wa 'ala ali saidina Muhammad".

Mencari Sang Arsitek



 
Hanya  akal-akal  raksasa  yang  tercerahkan  wahyu  yang siap menjadi pimpinan proyek peradaban kehenda Allah. Di mana mereka sekarang?

Tidak  ada  peristiwa  yang  lebih  mengharu-biru  kaum  Muslimin,  di sepanjang  masa  kenabian  dan  perjuangan Rasulullah Saw, selain saat dimana  beliau  menyampaikan  pidato dalam hajjatul wada'. Itulah haji pertama dan terakhir yang dilaksanakan Rasulullah saw sejak ibadah itu diwajibkan, menurut jumhur ulama, pada tahun keenam hijrah. Karena itu sebagian  besar  kaum  Muslimin  menyempatkan diri untuk berhaji tahun itu. Jumlah mereka sekitar 125 ribu orang.

Sementara   kaum  Muslimin  Merasakan  kegembiraan  mendengar  khotbah Rasulullah  saw,  Abu Bakar justru menangis tersedu-sedu. Ia menangkap dengan  jelas  isyarat yang tersimpan dalam kalimat-kalimat Rasulullah saw,  bahwa  masa  hidupnya  tidak  akan  lama  lagi.  Dan benar saja, Rasulullah  saw  kemudian  wafat  beberapa saat setelah hajjatul wada' itu.  Itu seperti sebuah isyarat bahwa tugas beliau sudah akan selesai sampai  disini,  tapi  cita-cita  untuk  membawa  cahaya  Islam kepada seluruh umat manusia belum lagi selesai; dan adalah tugas para sahabat untuk melanjutkan risalah dakwah tersebut.

Kini, setelah lima belas abad kemudian, Islam menjadi fenomena sejarah sebagai sebuah peradaban terbesar yang pernah ada dan masih ada hingga saat  ini.  Islam tersebar di seluruh pelosok dunia, dari Aljir sampai Jakarta,  dengan  jumlah  pemeluk  sekitar  1,3  milyar  manusia, atau sekitar  seperlima  dari  total jumlah manusia yang menghuni bumi ini. Apabila  Rasulullah  saw  meninggalkan lebih dari 125 ribu orang, maka dari merekalah sesungguhnya Islam berkembang ke seluruh pelosok dunia. Tapi  dari jumlah itu, sebenarnya sebagian besar mereka masuk ke dalam Islam  justru  setelah  peristiwa  Fathu  Makkah  pada tahun kedelapan hijrah, atau 20 tahun setelah Rasulullah saw menjadi rasul.

Ini  berarti  bahwa  sahabat-sahabat beliau yang mempunyai peran besar dalam  penyebaran  Islam  dan  pembangunan  peradaban  Islam  tidaklah terlalu banyak. Jumlah ulama dari sahabat-sahabat Rasulullah saw dalam catatan  Ibnu  Qoyyim  al-Jauziyah  dalam  "I'lamul Muwaqqi'in", hanya kurang  dari 110 orang. Dan diantara mereka yang terbesar ada 7 orang, diantaranya  adalah Umar bin Khattab, Ali Bin Ali Thalib, Abdullah bin Abbas,  Abdullah  bin  Umar, Abdullah bin Mas'ud. Sebagian besar ulama dan  pemikir  Islam  yang  lahir  kemudian,  dari kalangan Tabi'in dan Tabi'uttabi'in dan seterusnya, mengambil ilmu dari mereka.

Otak Arsitek

Peradaban  selalu  bermula  dari  gagasan.  Peradaban-peradaban  besar selalu  lahir  lahir  dari  gagasan-gagasan besar. Dan gagasan-gagasan besar  selalu  lahir  akal-akal raksasa. Begitulah kejadiannya, jumlah sahabat  yang  ditinggalkan Rasulullah saw memang sedikit, tapi mereka semua  membawa semangat dan kesadaran sebagai pembangun peradaban, dan membawa talenta sebagai arsitek peradaban.

Kesadaran itu terbentuk sejak dini dalam benak mereka. Allah swt telah menciptakan  manusia  untuk  beribadah  dan mengelola serta menegakkan khilafah  di  muka  bumi.  Dan  untuk  itu Allah swt memberikan mereka "juklak"  (petunjuk  laksana) berupa al-Qur'an, dan menurunkan seorang rasul  sebagai  "komunikator"  Allah  Swt,  sekaligus  sebagai pemberi contoh laksana dalam kehidupan nyata.

Sejak  awal  mereka  menyadari  bahwa  al-Qur'an  bukanlah sebuah buku filsafat  kehidupan, yang kering dan rumit, atau pikiran-pikiran indah yang  tersimpan  di  menara  gading  dan  tidak  mempunyai  alas dalam realitas kehidupan. al-Qur'an adalah sebuah "manual" tentang bagaimana seharusnya  kita  mengelola  kehidupan  di bumi ini. Bumi adalah ruang kehidupan  tempat  kita "menurunkan" kehendak-kehendak Allah swt, yang termaktub  dalam wahyu, menjadi satuan-satuan realitas dalam kehidupan manusia  di  muka  bumi.  Bumi  adalah  realitas kasat mata yang harus dikelola manusia.

Maka  doktrin  Al-Qur'an  tentang  Allah, Rasul, manusia dan kehidupan sejak  awal menegaskan sebuah kesadaran yang integral; bahwa kehidupan yang  sesungguhnya adalah akhirat, dan bahwa misi manusia di dunia ini adalah  ibadah,  tapi  ruangnya  adalah  bumi.  Karena  itulah  mereka mempunyai  kesadaran  yang  kuat  tentang  ruang; ruang di mana mereka hidup,  ruang  yang  menjadi  wilayah  kerja  akal  mereka, ruang yang menjadi tempat mereka menumpahkan seluruh proses kreatif mereka, yaitu bumi;  dan bahwa ada ruang lain yang bukan wilayah kerja mereka, ruang dimana  akal  mereka tidak akan pernah sanggup menembusnya, ruang yang menjadi  hak  Allah  Swt  sendiri  untuk  menjelaskannya,  yaitu ruang kegaiban,   yaitu   ruang   metafisik  di  mana  Allah  swt  menyimpan hakikat-hakikat  besar  dalam kehidupan ini, tentang Dzat-Nya sendiri, dunia malaikat, kehidupan akhirat, dan lainnya.

Kesadaran  tentang  ruang  ini  telah  menanamkan sikap realisme dalam benak  mereka,  maka  mereka bergerak lincah dalam wilayah itu. Proses kreativitas  mereka  tumpah ruah disini; dalam semangat merealisasikan kehendak-kehendak  Allah  Swt di muka bumi, dalam semangat memakmurkan dunia,  dalam  semangat  membangun  peradaban. Kesadaran tentang ruang sejak  awal  membuat  peran  intelektual  dan  kerja  pemikiran mereka terpola  dalam  kerangka  sebagai  arsitek  peradaban; bumi ini adalah lanskapnya,  dan wahyu adalah kehendak-kehendak Sang Pemilik Kehidupan yang  harus  diolah  menjadi  sebuah  master  plan dan maket, darimana kemudian  satuan-satuan  kerja  mengelola bumi menjadi rumah peradaban tempat manusia menemukan kedamaian dan kesejahteraan hidup, dimulai.

Dan  begitulah  Rasulullah  Saw memberikan tamsil, bahwa silsilah nabi dan rasul yang turun ke bumi ini seperti sebuah bangunan dimana setiap nabi  atau  rasul  menyelesaikan  satu  tahap  pekerjaan,  hingga tiba saatnya   Allah  menutup  mata  rantai  kenabian  dimana  "Aku,"  kata Rasulullah Saw, "meletakkan batu terakhir."

Ijtihad: Mata Air Peradaban

Dalam  konteks  kesadaran  tentang ruang dan pemilihan peran subjektif sebagai pembangun peradaban, kerangka kerja intelektual manusia Muslim terpola  dalam fungsi-fungsi arsitektural dimana mereka bekerja sebagai  desainer, sebagai perancang, sebagai pembuat master plan. Dan begitulah  kemudian  sebuah  karya peradaban besar lahir ke bumi; satu milenium  lamanya  manusia  menikmati  sejarah mereka yang terindah di bawah  naungan  Islam.  Dalam fungsi arsitektural itulah metafor Iqbal menemukan   maknanya;   dimana   hutan-hutan   bumi   berubah  menjadi taman-taman kehidupan yang indah.

Dalam  fungsi  arsitektural  itu  juga  akal-akal Muslim tumbuh dengan kemampuan  berpikir  dan berkreasi yang luar biasa pada semua kategori dan  tingkatan kemampuan intelektual manusia; kemampuan memahami (daya serap),  kemampuan  menganalisa  (daya  analisis),  kemampuan mencipta (daya cipta).

Kemampuan  itulah yang misalnya terlihat dalam sejarah ekspansi Islam, khususnya  pada  masa  khulafa  rasyidin.  Dalam  bidang politik, masa ekspansi besar-besar yang terjadi selama 30 tahun masa keempat khulafa rasyidin    ini,   telah   disertai   dengan   peletakan   dasar-dasar ketatanegaraan;  bentuk  dan  sistem  pemerintahan  yang  berorientasi global  state  tapi  bersifat  desentralis, sistem pemilihan khalifah, sistem   administrasi   dan  keuangan  negara  yang  berkembang  pesat khususnya  dalam  pengelolaan wilayah-wilayah baru, manajemen konflik, dan  lainnya.  Dalam  bidang  keamanan  dan  geostrategi,  selama masa ekspansi  besar-besaran  ini  kita menyaksikan kejeniusan para khulafa dalam  pengokohan  integrasi teritorial dengan menjadikan jazirah Arab sebagai  basis,  strategi  ekspansi dan taktik perang dalam menghadapi dua kekuatan terbesar, Persi dan Romawi.

Kemampuan  akal-akal  Muslim  juga terlihat dalam perkembangan ijtihad dan  perkembangan  ilmu-ilmu  keislaman.  Usaha  menjaga kemurnian dan keotentikan  teks  al-Qur'an  telah  dilakukan melalui pengumpulan dan penulisan  mushaf pada masa Abu Bakar, dan standarisasi bacaannya pada masa  Utsman  bin  Affan.  Sementara  itu, usaha menjaga kemurnian dan keotentikan  Sunnah  telah  melahirkan satu metodologi baru yang tidak ada tandingannya dalam semua peradaban lainnya. Selanjutnya dari kedua sumber  itu  kemudian  lahir  berbagai  macam ilmu-ilmu keislaman yang struktur  dan content yang mandiri dan solid, khususnya ilmu fiqh yang menjadi induk pengetahuan keislaman ketika itu.

Selain   perkembangan   ilmu-ilmu  keislaman,  kita  juga  menyaksikan perkembangan   ilmu-ilmu  sosial,  khususnya  yang  bersifat  terapan. Misalnya ilmu jiwa yang berkembang secara terapan melalui perkembangan ilmu   suluk  dan  akhlaq.  Ilmu  politik  dan  ekonomi  yang  melalui serangkaian   ijtihad  politik  yang  timbul  sebagai  implikasi  dari perluasan   wilayah  Islam.  Ilmu  sejarah  dan  sosial  mungkin  yang berkembang  paling  pesat,  khususnya setelah pembauran berbagai etnis dan budaya selama masa ekspansi. Bahkan pengalaman panjang dalam jihad dan  perang telah diformulasi oleh kaum Muslimin menjadi ilmu strategi dan taktik perang.

Demikian  juga  dalam  bidang  teknologi. Teknologi maritim, misalnya, telah  berkembang  pada  masa Utsman bin Affan sejalan kebutuhan jihad untuk  menghadapi  Romawi  yang menguasai teknologi itu. Demikian juga industri  militer  lainnya  yang  berkembang  untuk memenuhi kebutuhan jihad.  Selain  teknologi  terapan, ilmu-ilmu eksakta, khususnya dalam bidang fisika dan kedokteran, telah berkembang pesat khususnya setelah kaum  Muslimin  menemukan  dan  mengembangkan metodologi empiris, yang hingga  kini  menjadi  sebab  perkembangan  ilmu pengetahuan di Barat, justru ketika Romawi menggunakan pendekatan teologi dan filsafat untuk ilmu-ilmu eksakta.

Apa  yang  ingin  ditegaskan  disini adalah bahwa, kemampuan akal-akal Muslim tidak hanya pada daya serapnya yang sangat besar terhadap semua jenis  ilmu  pengetahuan,  tapi  juga  kemampuannya  dalam mengkritisi ilmu-ilmu  baru yang sampai ke mereka, dan kemudian kemampuannya dalam merekonstruksinya  kembali,  dan  bahkan  kemampuannya  dalam mencipta ilmu-ilmu baru atau metodologi baru. Dalam konteks itulah kita melihat bagaimana konsep ijtihad dalam Islam telah mewadahi proses kreativitas akal-akal  Muslim,  dan karenanya, kemudian menjadi mata air peradaban Islam  yang tak pernah kering. Akal-akal Muslim itu, dengan kata lain, mampu  memahami  zamannya,  dan  sekaligus memberi sesuatu yang kepada zamannya.

Dimanakah Sang Arsitek Itu Kini?

Tapi dimanakah akal-akal besar yang pernah menggoncang peradaban dunia dengan  temuan-temuannya  itu?  Di  manakah akal-akal Muslim yang dulu sanggup  memahami zamannya dan kemudian memberi sesuatu yang baru bagi zamannya?

Inilah  masalah  kita.  Akal-akal  Muslim sekarang, bukan hanya tampak tidak  berdaya  memahami  zamannya,  apalagi memberi sesuatu yang baru bagi  zamannya,  tapi  bahkan  tidak sanggup memahami dirinya sendiri, tidak   sanggup  memahami  sumber  ajarannya  sendiri,  tidak  sanggup memahami  warisan  peradabannya  sendiri.  Akal-akal  Muslim  sekarang tampak mengalami kelumpuhan. Tapi apakah yang membuatnya lumpuh?

Ini bagian paling krusial dari keseluruhan problematika umat kita yang terkait  dengan  masalah  manusia  Muslim.  Lumpuhnya akal-akal Muslim telah  menyebabkan kita kehilangan mata air peradaban. Ketika generasi kemunduran  menutup  pintu ijtihad, maka mereka telah menutup mata air peradaban.  Dan  kekeringan  inilah  yang  kini  kita warisi dan belum sanggup  kita  selesaikan, sehingga kita menjadi komunitas global yang hanya  hidup di pinggiran sejarah, serta tidak mempunyai campur tangan dalam berbagai peristiwa dunia kecuali hanya sebagai korban.

Kebesaran  sejarah akal-akal Muslim yang telah saya sebutkan, bukanlah tempat  yang  baik  untuk  melindungi kelumpuhan akal-akal Muslim saat ini.  Tapi  apabila  Allah  Swt  telah  menetapkan bahwa Ia tidak akan merubah keadaan suatu masyarakat sampai masyarakat itu sendiri merubah dirinya  sendiri,  maka  sekarang kita mengetahui bahwa perubahan atas diri  sendiri itu harus dimulai dari sini; merubah cara berpikir kita, dan   merekonstruksinya   agar   ia   mampu   mengemban  fungsi-fungsi arsitektural  kembali,  agar ia mampu merubah hutan-hutan bumi menjadi taman-taman kehidupan yang indah.

Apa  yang  harus  kita  lakukan untuk itu adalah memperbaiki cara kita memahami  sumber-sumber  ajaran kita, Qur'an dan Sunnah, serta warisan intelektual  dari  peradaban  kita. Dengan begitu kita dapat menemukan sistem  dan  metodologi  pemikiran kita sendiri, untuk kemudian secara kritis  dan independen berinteraksi dengan realitas zaman kita, dengan segala  muatan  peradabannya,  dan  selanjutnya  menemukan jalan untuk merealisasikan kehendak-kehendak Allah Swt dalam kehidupan kita. Dalam di tengah jalan itulah kita menciptakan semua yang kita perlukan untuk sampai  ke  titik  akhir  tujuan kita; dimana ada hutan belantara yang menjelma jadi taman kehidupan yang indah. (M Anis Matta)

Saat Cinta Terbentur Orang Tua


 
Dari judulnya, keliatannya kita lagi mau bicara tentang tema film India yang selalu bikin facing antara Pacar dan Ortu. Kayaknya emang begitu, tapi ada beda pada hasilnya nanti, baca aja selanjutnya.?

Kalau kita sedang suka, jatuh cinta, ada kasih, falling (dan bahasa lainnya) ama seorang wanita (gua lebih suka menyebutnya wanita daripada perempuan), dan kita berpikir untuk melanjutkan hubungan lebih jauh, biasanya kita akan berusaha semampu mungkin untuk merealisasi "cerita India" itu. Abis, "ia" begitu indah, begitu mengharukan dan romantis, bahkan gak berlebihan kadang punya efek langsung pada kesehatan dan sikap kita sehari-hari.?

DEMIKIAN INDAHNYA Masalahnya berlanjut ketika kita sadar bahwa KITA HIDUP DALAM TATANAN MASYARAKAT ASIA, DIMANA PERAN ORANG TUA SEDIKIT BANYAK MASIH MEMPUNYAI KEPENTINGAN DALAM DIRI KITA, BAHKAN KADANG PERAN MASYARAKATPUN IKUT MENENTUKAN. Itu sebabnya dalam banyak undangan dan dekorasi pernikahan banyak ditemukan berseliweran kata-kata "Mohon doa restu", dimana tradisi kayak gini gak kita temukan dalam masyarakat Barat (Barat disebutkan di sini bukan berarti wah, ini cuma perbandingan fenomena).?

Dalam beberapa orang, percintaan sering gak berjalan dengan mulus karena faktor yang baru disebut di atas. Sebuah keberuntungan kalau kekasih anda diterima apa adanya oleh orang tua dan (mungkin) masyarakat anda, namun ketika sebaliknya terjadi gimana?

Beberapa teman saya kasih saran, coba dong didialogkan kembali dengan orang tua dengan baik-baik, dicarikan jalan keluarnya. Itu betul jika kemudian orang tua dapat menurunkan "standar permintaannya", namun BAGAIMANA KETIKA MEREKA TETAP BERPEGANG KUKUH DENGAN PENDAPATNYA untuk menolak kekasih anda?

Teman saya nyeletuk, "Orang tua apaan tuh! Masa sih kebahagiaan si anak dihalang-halangi, toh mereka menginginkan sebuah kebaikan (maksudnya pernikahan, suatu institusi yang tentu saja direstui oleh Tuhan)." ?Yang satu lagi menambahkan, "Apa sih maksud orang tua seperti itu, apakah mereka menginginkan anaknya berpasangan tanpa saling menyayangi?" Si A nyeletuk dengan kasar, "Emang yang mau kawin siapa sih, bokap nyokap loe apa loe, kok jadi dia pada yang repot?" Dan bermacam-macam tanggapan dari teman-teman.?

So judulnya di sini adalah PERTENTANGAN, mana yang anda pilih ketika solusi "keinginan" anda terhalang oleh "idealisme' orang tua??

CINTA (SAAT BELUM MENIKAH) BUKAN SEGALA-GALANYA, DIA BISA DATANG DAN PERGI BEGITU SAJA (saya tau kalimat ini pasti tidak disukai oleh banyak orang, khususnya para idealis cinta, tapi itulah realita). Cinta itu, seperti kata pepatah Jawa, timbul hanya karena faktor kebersamaan yang sering. Itu sebabnya Dewa bilang dalam salah satu lirik lagunya, "Beri aku sedikit waktu, biar cinta datang karena telah terbiasa." So, UNSUR TERPENTING PEMBENTUKAN CINTA ADALAH UNSUR "SELALU BERSAMA", itu saja, gak lebih. (Kalau loe deket ama seorang cewek cuma temenan biasa asalnya, kemudian akrab bener, jangan heran kalau kemudian bisa jatuh cinta, itu karena unsur kebersmaan tadi).

Logikanya, KETIKA KEBERSAMAAN ITU HILANG, MAKA HILANGLAH CINTA ITU. Jangan heran jika kita sering menganggap aneh dan gak realistis orang-orang yang selalu mengenang berat kekasih masa lalu kalau hanya untuk dikenang begitu saja dan hanya untuk bahan perbandingan (kecuali kalau mengenangnya cuma buat hiburan aja, itu sih gak bikin rusak). Jangan heran juga kalau orang yang pacaran long distance banyak yang putus hehehehe?

Menghilangkan cinta dengan cara menghilangkan kebersamaan, jika itu dilakukan tentunya bukan suatu hal yang mudah. iya khan? Yup, itu benar, ketika anda memutuskan untuk menjauhi sang kekasih, itu memang suatu keputusan yang berat, bahkan tidak berlebihan kalau dibilang itu bisa bikin anda cengeng dan serasa dunia ini hampa (kayak roman picisan). Namun percaya atau tidak, itu satu-satunya proses terapi mujarab hingga saat ini.?

? Kembali ke masalah ortu. Kita dihadapkan pada dua pilihan sekarang, antara MENURUTI KEINGINAN ORANG TUA UNTUK MEMBONGKAR CINTA KITA dan antara MEMASANG CINTA PADA KEKASIH KITA. Dilema bukan? Kayak si buah Simalakama, duanya-duanya pilihan yang berat.?

Mari kita itung-itungan sekarang dengan asas kebesaran jiwa.?

Ada satu pernyataan dari seorang bijak ketika menasehati anak didiknya, Si bijak bilang, "PATUTKAH KAMU MENYAKITI HATI ORANG TUA YANG TELAH BERPULUH-PULUH TAHUN MENDIDIK, MENGASUH, dan MEMBIMBINGMU.?

Ketika kamu kecil mereka nyebokin kamu kalau buang air, mandiin, menggendong kamu dalam pelukannya selama dua tahun lebih dengan kasih sayang tanpa imbalan? Kemudian semua jasa itu kamu lupakan begitu saja dan kamu balas dengan sebuah protes yang menyakitkan hati mereka? Dan itu kamu lakukan hanya karena seseorang yang baru kamu kenal dalam hitungan satu atau dua tahun? Haruskah kasih sayang berpuluh-puluh tahun itu dimusnahkan untuk kasih sayang katakan, dua tahun!?

Sebuah pertanyaan yang betul-betul dalam dan jelas maknanya jika diterima dengan jiwa yang bersih.?

Si bijak kemudian melanjutkan," Nak, kamu masih mau comparing antara cinta si Dia dengan kamu dan cinta orang tua terhadap kamu? Sungguh, tidak balance, ada yang berat sebelah! Jauh dan sangat jauh. Cinta dia kepada kamu, sedikit banyak bertendensi, saya tidak bisa pastikan bertendensi apa, namun cinta mereka (orang tua) terhadapmu, sungguh, saya berani pastikan adalah tanpa tendensi apapun! BAGI ORANG TUA, KEBAHAGIAAN KAMU DI MASA DEWASA SAJA SUDAH CUKUP SEBAGAI KEBANGGAAN DAN KEBERHASILAN ATAS USAHA CINTANYA SELAMA INI UNTUK KAMU. SEDERHANA DAN TANPA TENDENSI!"?

"Satu lagi yang mesti kamu pikirkan, dan ini sangat besar artinya untuk ketenangan jiwa kamu, yaitu, ADAKAH KAMU RELA ORANG TUAMU MENINGGAL DUNIA NANTI SEMENTARA DALAM HATINYA MASIH MENYIMPAN PERASAAN SAKIT SAMA KAMU? ADAKAH KAMU RELA MEREKA MENINGGALKANMU UNTUK YANG TERAKHIR KALINYA TANPA SENYUM SAMA KAMU?"

"KECINTAAN DAN KEPATUHAN KEPADA ORANG TUA ADALAH KECINTAAN DAN KEPATUHAN TOTAL TANPA SYARAT, KECUALI SATU, KETIKA MEREKA MENGAJAKMU BERBUAT TIDAK BAIK, ITU SAJA! DI LUAR ITU, ADALAH KEPATUHAN TOTAL."

?DAN JIKA KEDUANYA MEMAKSAMU UNTUK MEMPERSEKUTUKAN-KU DENGAN SESUATU YANG TIDAK ADA PENGETAHUANMU TENTANG ITU, MAKA JANGANLAH KAMU MENGIKUTI KEDUANYA DAN PERGAULILAH KEDUANYA DI DUNIA DENGAN BAIK" [Luqman:15]. Jadi, kalau ortu ngajak ke arah kemusyrikan maka tidak wajib kita mentaati mereka. Hanya saja sebagai anak tetap berkewajiban bergaul dengan baik selama di dunia. Sikap santun harus senantiasa dijaga.

"Aku bisa mengerti, jiwamu sedang bergejolak, sakit menerima kenyataan, bahkan gak menutup kemungkinan kasus-kasus cinta kayak gini bisa bikin orang bunuh diri. Namun inilah dunia dengan permasalahannya, tidak semuanya happy ending, KADANG SEBUAH KEPUTUSAN PAHIT HARUS DIAMBIL UNTUK MENGHINDARI AKIBAT KEPUTUSAN YANG LEBIH PAHIT.?

Tidak semua masalah mempunyai solusi happy kayak film-film India, contohnya adalah masalahmu ini. Di sini tidak ada solusi, yang ada cuma opsi, antara tetap meneruskan cintamu ama si dia dan antara kepatuhan terhadap keinginan orang tua."?

Kamu mungkin bilang, "Guru, anda begitu mudah menasehati saya, Anda tidak merasakan sedikitpun apa yang sedang saya rasakan." Saya akan jawab, seorang yang bijak adalah seseorang yang bisa mengatur derap emosi jiwa dengan logika, begitu kira-kira yang saya pahami selama saya hidup. Saya menghargai cinta kamu, dan itu merupakan bukti bahwa kamu adalah manusia yang romatik dan penuh cinta, namun permasalahannya di sini adalah, kamu berhadapan dengan cinta lain yang lebih tulus meskipun bagi kamu (sementara ini) cinta tulus orang tua itu bukan cinta tetapi suatu tekanan yang menyakitkan."?

"KASIH ORANG TUA KEPADA ANAKNYA TAK AKAN HABIS, NAMUN ITU BUKAN ALASAN BUAT KAMU UNTUK MENYAKITINYA, PAHAMI ITU SEBAGAI CINTA DAN KASIH YANG ABADI."

Si anak didik memotong, "Kebanyakannya, orang tua bisa menerima kita setelah kita punya anak, itu khan artinya nanti bisa kembali damai kalau saya tetap meneruskan keinginan mengawini kekasih saya."

Sang Guru menjawab, " Ya, ada beberapa yang seperti itu, namun, jika itu mungkin bisa terjadi kepada kamu juga. Tetapi JIKA ITU TETAP KAMU LAKUKAN, KAMU TELAH MENINGGALKAN SEDIKIT NODA DALAM JIWA MEREKA DAN ITU SUDAH CUKUP SEBAGAI NILAI MINUS KAMU DI JIWA MEREKA. Itu pun kalau mereka kemudia memaafkanmu setelah mereka melihat cucu. Permasalahannya, apakah kamu yakin bahwa mereka suatu saat nanti mereka dapat memaafkan? jika ternyata tidak hingga akhir hayat mereka, kamu akan dihantui dengan perasaan tidak tenang dan rasa bersalah di saat mereka tidak ada lagi. Sungguh Nak."?

"Sekali lagi, CINTA KAMU DENGAN DIA SEBELUM PERNIKAHAN, BUKAN SEGALANYA, SEKALI LAGI BUKAN SEGALANYA. CINTA SEMACAM INI MASIH BISA DATANG DAN PERGI, BERBEDA DENGAN KASIH DAN CINTA PASCA PERNIKAHAN, tidak begitu mudah untuk create cinta baru yang lain, karena ia sudah dilandasi dengan aspal baru, yaitu aspal TANGGUNGJAWAB DAN KOMITMEN, karena pernikahan adalah suatu perjanjian bernilai sakral abstrak yang harus diperjuangkan, meskipun dengan nyawa. KEHIDUPAN CINTA PASCA PERNIKAHAN ADALAH KOMITMEN PRIBADI DUA ANAK MANUSIA UNTUK TETAP MENJAGA SEBISA MUNGKIN AGAR TIDAK RETAK, MESKIPUN ITU HARUS DENGAN MENJUAL IDEALISME HARIAN. Sangat berbeda dengan kehidupan cinta sebelum pernikahan, sangat berbeda, yang kayak gini tuh masih bisa dibongkar pasang, masih bisa di-adjust sono-sini, itu realita. Saya tidak katakan cintamu sama dia tidak harus diperjuangkan sama sekali. Yang saya ingin katakan di sini adalah, cintamu dengan seseorang sebelum pernikahan adalah masih bernilai fifty-fifty untuk dipertahankan, ini artinya kamu bisa saja mempertahankan cinta itu, memperjuangkannya, cuma, menurut saya, proporsional dong. Artinya ketika dihadapkan kepada memilih antara dia dan kepatuhan terhadap orang tua, maka di sinilah kamu harus hitung menghitung kayak orang dagang! Yah, semacam usaha untuk lebih relistis."?

Si murid mulai ragu dan bertanya, "Jika saya mengikuti orang tua, apakah ini berarti saya pengecut dan tidak berani dalam mengambil keputusan untuk menikahinya, tidak berani dalam memperjuangkan Cinta?"? Sang guru: "Anakku, cobalah belajar untuk membedakan antara pemberani dengan si konyol!"?

Sang Murid, "Lalu apa yang harus saya katakan kepada si Dia?"? Guru, "Berbicaralah apa adanya, bahwa kamu telah berusaha untuk meyakinkan orang tua namun tidak berhasil, dia tentu akan sedih bercampur dengan marah, itu pasti, namun kamu perlu jelaskan juga, bahwa dia tidak sedih dan marah sendiri. Tidak ada orang yang ingin kebahagiaannya rusak dan hancur. Namun tidak berarti juga realita hidup selalu happy ending kayak film India."?

Rasulullah shallallahu ?alaihi wasallam bersabda, ?BARANGSIAPA MEMBUAT HATI ORANG TUA SEDIH, BERARTI DIA TELAH DURHAKA KEPADANYA." [Riwayat Bukhari]. Dalam kesempatan lain Rasulullah bersabda, ?TERMASUK PERBUATAN DURHAKA SESEORANG YANG MEMBELALAKKAN MATANYA KARENA MARAH. [Riwayat Thabrani].

Semoga Allah menjadikan kita sebagai anak-anak yang dapat MEMPERSEMBAHKAN CINTA, SAYANG, HORMAT DAN BAKTI KITA KEPADA KEDUANYA, HANYA UNTUK SATU TUJUAN: MERAIH CINTA, AMPUNAN, PAHALA DAN RIDHA-NYA.?

Amin allahumma amin...

suami Mencintai Istri

 
Suami kepada istri di awal pernikahan demikian mesra bergaul. Kata-katanya pun diatur sedemikian rupa agar tidak menyinggung perasaan sang primadona. Setiap benda atau simbol maknawi dikomunikasikan dengan BAHASA LUBUK HATI. Rasa kasih namanya.

Begitu pula sang istri menanggapi tutur dan sikap kasih suami dengan penuh sentimentil. Yang berbicara bukan lagi logika tapi LUBUK KALBU. Oh, betapa indahnya hidup ini.

Inilah gambaran hidup sang pengantin baru. Mungkinkah KASIH SAYANG TERTAMBAT ABADI DALAM LUBUK HATI YANG DALAM?

Bagi pasangan muslim, GAMBARAN CINTA MESRA ADALAH SUATU YANG SAKRAL. Ia perlu dipertahankan, menutupi ketidaksukaan suami kepada kelemahan istri menjadi suatu kewajiban nilai. Bukan sekedar ungkapan di bibir. "Dia tidak pernah mencela suatu makanan, jika dia suka ia makan, dan jika dia benci dia meninggalkannya" (HR Bukhari Muslim)

Kisah Aisyah dengan Rasulullah menjadi buah ibroh (pelajaran) teladan. Betapa Rasulullah menjaga cinta kasih dengan Aisyah selama mata belum berkatup. Ketika kaum Habsyi bermain tombak di masjid, Rasulullah bersikap aduhai mesra. Beliau mendedahkan kain sebagai hijab berlobang, agar Aisyah bisa menonton pertunjukan heroik tersebut. Aisyah melihat pertunjukan dari balik leher/tengkuk, agar sesekali bisa bersentuhan dengan dada Rasulullah.

Kisah lain, betapa Rasulullah bermain mesra. Lomba berlari. Sesekali Rasulullah berlari dengan lambat tapi pasti mengalahkan Aisyah. Sesekali beliaupun mengalah demi suka ria Aisyah, demi membahagiakan istri.

Inilah gambaran HIDUP IDEAL DAN NYATA. Rasulullah melaksanakannya dengan istri-istrinya. Kadang Aisyah pun iri pada sikap Rasul yang membanggakan Khadijah. Istri pertama beliau ini memberi kehangatan hidup, membela lahir dan batin, dikala rumah tangga jihad bergelombang. Khadijah lebih banyak mendapat duka dalam liku-liku pembentukan Qo'idah Ash-Sholbah.

SUAMI QONA'AH (SEDERHANA)
"Tidak ada pada kami kecuali cuka, lalu Rasul minta cuka itu sebagai lauk. Lalu makanlah beliau berlaukkan cuka", demikian tutur salah seorang istri Rasul. (HR Muslim)

Rasul selalu qona'ah (tidak neko-neko). Barangkali inilah salah satu kebanggaan para istri Rasul akan kepribadian beliau. Selain, beliau tampan, hangat, juga menyejukkan.

Tidak ada hati para istri yang gundah gulana disebabkan tindakan Rasul. Paling-paling sikap cemburu para istri terutama Aisyah bila ada wanita yang datang kepada beliau. "Jangan-jangan wanita ini menyerahkan diri untuk diperistri," inilah ungkapan kekhawatiran Aisyah. "Tidakkah aku menarik perhatian beliau ?", Aisyah berkontemplasi.

Bukan bersoalan itu yang berlaku pada Rasul. Beliau MENIKAHI BANYAK WANITA BUKAN DEMI NAFSU DUNIAWI, AKAN TETAPI DEMI DAKWAH, JIHAD DAN KELANJUTAN ISLAM.

Memang Aisyah pencemburu berat. Sulit diukur dengan neraca berapa berat tingkat cemburunya. Tetapi lebih cemburu lagi Rasulullah. Inilah ciri cinta yang masih melekat dalam dua pribadi sejarah. CEMBURU BUKAN HAL NEGATIF, TAPI SEBAGAI SUATU YANG INHEREN DALAM CINTA YANG FURQONI. Suami yang mempunyai rasa cinta kepada istrinya, tidak akan rela melihat istrinya diboyong atau digandeng oleh laki-laki lain. Jika sang istri ternyata dengan ?suka rela" mau diperlakukan seperti itu oleh laki-laki lain, maka sang suami akan berkata, "Saya harus menceraikannya". Inilah cemburu yang hak (yang benar)

Kadang suami harus pergi jauh, lama tidak kembali, baik untuk mencari nafkah, menuntut ilmu atau menyeru kepada Islam. Dalam kisah kasih suami istri Islami, istri akan mentsiqahi (percaya) pada amal suaminya. "Suamiku tidak akan menyeleweng dari Islam", hati kecil istri bicara. Istri pun di rumah menjaga kesucian dirinya. Ia tak akan menerima tamu di luar muhrim selama kepergian suami. Ia senantiasa menjaga anak-anak dan mendidiknya dengan pendidikan Islam serta menjaga segala harta dan wasiat suami. "Suamiku pasti kembali", suara hati sang istri penuh yakin. "Kalau pun ia tidak kembali ke pangkuan, pasti dia kembali kepada-Nya". Sang istri yakin betul akan takdir Allah. Ia selalu berprasangka baik kepada Allah dalam setiap keputusan-Nya yang hadir.

BERLAPANG DADA
Sebagai manusia, kadang-kadang seorang istri hanyut dalam arus kemarahan. Ia membuat sesuatu yang ganjil. Dengan sebab tertentu ia merubah sikap terhadap suaminya. Suami merasakan kemarahan tersebut. Lalu, suami menerima dengan lapang dada. Ia bersabar dan bersikap mulia. PANDANGAN YANG DALAM AKAN HAKEKAT KEJADIAN WANITA MEMBUAT SUAMI BERTOLERANSI TERHADAP ISTRI, bahwa wanita itu dijadikan dari tulang rusuk yang bengkok. Jika sang suami memaksa untuk meluruskannya, maka ia akan patah. Namun jika dibiarkan, maka ia juga akan tetap bengkok.

Sebagaimana Rasulullah pernah menunjukkan sikap beliau ketika Hafsah istri beliu berpaling semalaman dari beliau. Umar memarahi Hafsah dengan keras, karena menganggap anaknya (Hafsah) berani berpaling dari Rasulullah. Umpatan Umar tersebut disampaikan kepada Rasulullah. Tapi, Rasulullah menanggapinya dengan senyum simpul.

SUAMI TIDAK LAYAK MENAMPILKAN SOSOK DOMINASI, tidak mau kalah dalam segala hal, kecuali hal-hal yang prinsip. Untuk hal-hal tertentu suami mau menerima keluhan rasa kesal istri. Suami menanggapinya dengan hati yang sejuk menantramkan, bukannya malah ikut-ikutan marah.

Suatu ketika, para istri shahabat mengelilingi Rasulullah, mengadukan persoalan pribadi. Pasalnya suami-suami mereka terlalu kasar (HR Abu Daud, Nasa'i dan Ibnu Majah) padahal dalam firman Allah :

"Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah). Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak". (QS 4:19)

Dalil ayat ini menyuruh PARA SUAMI UNTUK MAMPU BERLAPANG DADA, MENERIMA FITRAH MANUSIAWI WANITA. Rasulullah pernah bersabda :

"Berwasiatlah kamu dengan cara yang baik kepada wanita sebab mereka dijadikan dari ulang rusuk yang bengkok. Dan sesungguhnya bagian yang paling bengkok di dalam tulang rusuk itu ialah bagian paling atas. Jika anda hendak meluruskannya secara keras dan paksa niscaya engkau akan patahkan dia dan jika anda membiarkan dia demikan ia akan senantiasa bengkok. Maka berwasiatlah kamu dengan baik kepada wanita". (HR Bukhari Muslim)

Suami yang berlapang dada, sabar atau menerima beberapa kelemahan sifat manusiawi wanita akan menjadi simbol kejayaan. Ia bisa adaptif dengan berbagai kronik kehidupan keluarga. Ia tahu bagaimana mengatasi dan mengelula konflik internal dan friksi hubungan sosial dengan istrinya. Ia tahu pula bagaimana cara menyelami lubuk jiwa istrinya dengan bijak, lembut, cerdik.

Kebahagiaan istri secara psikologi dalam keluarga adalah mendapatkan "rewards" positif untuk hal-hal yang positif, dan bila SUAMI BERSIKAP KONSISTEN ANTARA UCAPAN DAN TINDAKANNYA.

PEMIMPIN YANG BAIK
"Kaum lelaki adalah pemimpin (qowwam) bagi wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian harta mereka". (QS 4:34)

KECERDIKAN DAN SIKAP MENERIMA KEKURANGAN ISTRI, AKAN MENINGKATKAN PAMOR SUAMI DI HADAPAN ISTRI. Dalam memperbaiki kekurangan itu ia berusalah dengan cara LEMAH LEMBUT. Kebencian atau yang menyakitkan istri akan timbul, bila istri dimarahi di khalayak ramai.

Pemimpin yang baik (suami) dalam keluarga adalah KETELADANAN DAN TANGGUNG JAWAB YANG PENUH AKAN AMANAH YANG DIBERIKAN KEPADANYA.

"Kamu semua adalah pemimpin dan semua pemimpin bertanggung jawab atas semua kepemimpinannya. Dan setiap penanggung jawah adalah pemimpin, dan lelaki adalah pemimpin atas kapasitas keahliannya, dan wanita adalah penjaga suami dan anak-anaknya, maka semua kamu adalah pemimpin yang bertanggung jawab atas rakyatnya". (HR Bukhari Muslim)

Jadi ISLAM MENUNTUT KAUM LAKI-LAKI, AGAR BERGAUL IHSAN (BAIK) DENGAN ISTRI, SEBALIKNYA ISLAM JUGA MENYURUH ISTRI AGAR PATUH DAN TAAT SETIA KEPADA SUAMINYA DALAM BATAS-BATAS HALAL. Dengan demikian kisah kasih cinta suami istri senantiasa dalam batas rahmat. Insya Allah akan tetap langgeng. Amin.

*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,

Cinta yang Takkan Pernah Mampu Terbayar



 
Lutfia, bukan siapa-siapa. Tapi ia menjadi seseorang yang akan disebut namanya di Surga kelak oleh Yusuf, anak tercintanya. Dan ia akan menjadi satu-satunya yang direkomendasikan Yusuf, seandainya Allah memperkenankannya menyebut satu nama yang akan diajaknya tinggal di Surga, meski Lutfia sendiri nampaknya takkan membutuhkan bantuan anaknya, karena boleh jadi kunci surga kini telah digenggamnya.

Bagaimana tidak, selama dua hari Lutfia menggendong anaknya yang berusia belasan tahun mengelilingi Kota Makassar untuk mencari bantuan, sumbangan dan belas kasihan dari warga kota, mengumpulkan keping kebaikan dan mengais kedermawanan orang-orang yang dijumpainya, sekadar mendapatkan sejumlah uang untuk biaya operasi anaknya yang menderita cacat fisik dan psikis sejak lahir.

Tubuh Yusuf, anak tercintanya yang seberat lebih dari 40 kg tak membuat lelah kaki Lutfia, juga tak menghentikan langkahnya untuk terus menyusuri kota. Tangannya terlihat genetar setiap menerima sumbangan dari orang-orang yang ditemuinya di jalan, sambil sesekali membetulkan posisi gendongan anaknya. Sementara Yusuf yang cacat, takkan pernah mengerti kenapa ibunya membawanya pergi berjalan kaki menempuh ribuan kilometer, menantang sengatan terik matahari, sekaligus ratusan kali menelan ludah untuk membasahi kerongkongannya yang kering sekering air matanya yang tak lagi sanggup menetes.

Ribuan kilo sudah disusuri, jutaan orang sudah dijumpai, tak terbilang kalimat pinta yang terucap seraya menahan malu. Sungguh, sebuah perjuangan yang takkan pernah bisa dilakukan oleh siapa pun di muka bumi ini kecuali seorang makhluk Tuhan bernama; Ibu. Ia tak sekadar menampuk beban seberat 40 kg, tak henti mengukur jalan sepanjang kota hingga batas tak bertepi, tetapi ia juga harus menyingkirkan rasa malunya dicap sebagai peminta-minta, sebuah predikat yang takkan pernah mau disandang siapapun. Tetapi semua dilakukannya demi cintanya kepada si buah hati, untuk melihat kesembuhan anak tercinta, tak peduli seberapa besar yang didapat.

Tidak, ia tak pernah berharap apa pun jika kelak anaknya sembuh. Ia tak pernah meminta anaknya membayar setiap tetes peluhnya yang berjatuhan setiap jengkal tanah dan aspal yang dilaluinya, semua letih yang menderanya sepanjang jalan menyusuri kota. Ibu takkan memaksa anaknya mengobati luka di kakinya, tak mungkin juga si anak mengganti dengan seberapa pun uang yang ditawarkan setiap hembusan nafasnya yang tak henti tersengal.

Lutfia, adalah contoh ibu yang boleh jadi semua malaikat di langit akan mengagungkan namanya, yang menjadi alasan tak terbantahkan ketika Rasulullah menyebut "ibu" sebagai orang yang menjadi urutan pertama hingga ketiga untuk dilayani, dihormati, dan tempat berbakti setiap anak. Lutfia, barangkali telah menggenggam satu kunci surga lantaran cinta dan pengorbanannya demi Yusuf, anak tercintanya. Bahkan mungkin senyum Allah dan para penghuni langit senantiasa mengiringi setiap hasta yang mampu dicapai ibu yang mengagumkan itu.

Sungguh, cintanya takkan pernah terbalas oleh siapapun, dengan apapun, dan kapanpun. Siapakah yang lebih memiliki cinta semacam itu selain ibu? Wallaahu 'a'lam

---------
Bayu Gawtama
http://gawtama.blogspot.com

Tanda Tanda Kiamat Yang Menakjubkan


Postingan Mas Hilal Ahmad
 
Assalamu'alaikum wr. wb

Berikut tanda tanda kecil kiamat yang menakjubkan (bukan tanda besar), cuman tak tulis tanda yang unik (tanda tanda yang lain yang udah sering kita dengar semisal legalisasi Zina, perempuan seperti laki lai dll ) tidak saya tuliskan

Menggembungnya bulan telah bersabda Rasulullah saw : " di antara sudah mendekatnya kiamat ialah menggembungnya bulan sabit(awal bulan) " dishahihkan? AlBaani di Ash Shahihah nomor 2292 dalam riwayat yang lain dikatakan "di antara sudah dekatnya hari kiamat ialah bahwa orang akan melihat bulan sabit seperti sebelumnya, maka orang akan mengatakan satu bentuk darinya untuk dua malam dan masjid akan dijadikan tempat untuk jalan jalan serta meluasnya mati mendadak" (Ash Shahiihah AlBani 2292)

Menakjubkan ... satu bulan sabit dihitung dua kali !!!, sekarang ummat islam hampir selalu bertengkar menentukan bulan sabit untuk ramadhan, syawal dan idhul adha .. antar ru'yat tidak sama cara melihatnya , antar hisab berbeda cara menghitungnya .... shodaqo rasuuhul kariim

Tersebarnya banyak pasar rasuluillah bersabda : "Kiamat hampir saja akan berdiri apabila sudah banyak perbuatan bohong, masa(waktu) akan terasa cepat dan pasar pasar akan berdekatan (karena saking banyaknya)" (sahih Ibnu Hibban)

Lihatlah sekarang, pasar ada dimana mana, mall semakin banyak, supermarket di mana mana ....

Wanita ikut bekerja seperti laki laki rasulullah bersabda : "pada pintu gerbang kiamat orang2 hanya akan mengucapkan salam kepada orang yang khusus(dikenal) saja dan berkembangnya perniagaan sehingga wanita ikut seperti suaminya (bekerja/berdagang) " Hadist Shahih lighairihi Ahmad

Sekarang karena emansipasi wanita, wanita yang bekerja sudah banyak betul ... shodaqo rasuuhul kariim

Banyaknya Polisi rasululah bersabda : "bersegeralah kamu melakukan amal shalih sebelum datang 6 perkara : pemerintahan orang orang jahil, banyaknya polisi, penjual belian HUKUM atau JABATAN, memandang remeh terhadap darah, pemutusan silaturrahim, adanya manusia yang menjadikan al qir'an sebagai seruling dimana mereka menunjuk seorang imam untuk sholat jamaah agar ia dapat menyaksikan keindahannya dalam membaca Al QUr'an meskipun ia paling sedikit ke-Faqihannya. " Musnad Ahmad, At Thabrani, Ash Shaihhah AlBani 979

Manusia akan bermegah megah dalam membangun masjid rasulullah bersabda "tidak akan beridir kiamat hingga mansia berbangga bangga dengan masjid" (hadist sahih musnad Ahmad3:134,145, An Nasa'i 2:32, Abu Dawud 449,Ibnu Majah 779) padahal rasulullah dilain tempat berkata "saya tidak diutus untuk menjulangkan masjid masjid" (sahih sunan abu dawud:448)

subhanallah, masjid masjid seakarang megah betul .. indah benar

Menjadi pengikut tradisi Yahudi dan Nasrani telah berkata rasulullah : "Sungguh kamu akan mengikuti jalan hidup orang orang sebelum kamu,sejengkal demi sejengkal , sehasta demi sehasta (tanpa berbeda sedikitpun) sehingga walaupun mereka masuk ke lubang biawak, maka kamu akan masuk juga" Sahabat bertanya : wahai rasulullah, apakah kaum yang akan kami ikuti tersebut adalah kaum Yahudi dan Nasrani ?, maka Nabi menjawab : Siapa Lagi (kalau bukan mereka) ?

shodaqo rasuuhul kariim ... ummat sudah menjadi pengikut barat ... peringatan tahun baru, valentin day, peringatan ulang tahun, pengagum demokrasi, HAM, hukum positif dan sebagainya ...

Irak diboikot dan makanan ditahan darinya rasulullah bersabda : "hampir saja tidak boleh dibawa makanan ke negeri Irak secupak(qafizh) makanan atau sebuah dirham, kami(sahabat) bertanya Orang orang ajam(non arab) kah yang melakukan ini ? kemudian beliau berkata : "hampir saja tidak dibawa makanan atau sebuah dinar kepada penduduk syam(palestina, syiria , libanon , yordandan sekitarnya) kemudian sahabat bertanya "siap ayang melakukan itu ya rasulullah ? " orang orang RUM(Romawi : Amerika-Eropa)

Sebenarnya ini adalah tanda yang paling menakjubkan, karena sampai sekarang irak telah diboikot oleh Amerika semenjak perang teluk dan syam telah menderita kekuarangan makanan, palestina di jajah israel yahudi ..dan .. setelah terkepungnya irak dan syam ini .. dan setelah terjadinya peperangan dhasyat di PALESTINA maka akan muncullah tanda tanda besar kiamat berupa munculnya Imam Mahdi, Keluarnya Dajjal dan turunnya Isa Al Masih

Turki akan memerangi Irak rasulullah bersabda : "sekelompok manusia dari ummatku akan turun di suatu dataran rendah yang mereka namakan dengan Bashrah pada tepi suatu sungai yang bernama Dajlah. Dan apabila telah datang akhir zaman datangkah Bani Qanthura (mereka adalah orang orang turki) yang bermuka lebar dan bermata kecil sehingga mereka turun pada tepi sungai itu, maka terpecahlah penduduknya menjadi 3 kelompok, yang satu sibuk mengikuti ekor ekor sapi mereka(sibuk mengurusi harta benda) dan mereka akan hancur, dan satu kelompok dari mereka akan memperhatikan diri mereka sendiri dan mereka itu telah kafir, dan satu kelompok dari mereka akan menjadikan anak cucu mereka di belakang mereka kemudian mereka berperang, itulah para syuhada" (hadits hasan diriwayatkan Ahmad dan Abu Dawud(4138)

Pada bulan mei 1997 dahulu orang orang turki telah mulai memancing mancing permusuhan dengan irak dan mereka membangkitkan masalah masalah yang dibuat buat sekitar masalah air di sungai Eufrat dan orang orang turki itu membuat kesepakatan dengan orang orang israel dan amerika dan melakukan latihan militer bersama dengan tujuan penyerangan irak, iran dan syiria, dan waktu itu juga Turki menyerang bagian irak utara dengan alasan untuk menghjajar suku kurdi .. kita tunggu saja apa yang akan terjadi nanti ..

Bumi Arab akan kembali menjadi kebun kebun dan sungai sungai telah bersabda rasulullah : "tidak akan berdiri hari kiamat hingga harta aakan banyak melimpah dan sehingga bumi arab kembali menjadi kebun kebun dan sungai sungai " ? (Ahmad dan Muslim)

Dan negeri arab saat ini telah menjadi kebun !! dan banyak nya sungai .. didaerah tha'if bahkan telah turun butiran es dan musim haji kemarin susuhu dingin kira kira 5 derajat celcius ... tidak lagi panas

Peperangan dengan Yahudi : tidak terjadi kiamat hingga oranng orang berperagn dengan? Yahudi, dan orang orang Yahudi bersembunyi dibawah batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata kepada orang orang islam " di sini ada Yahudi, maka bunuhlah ia" (Fathul Bari', Al Manaqib, Al Hafiz Ibnu Hajar)
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Ibadah Pemimpin dan Pelajar

Oleh : taufiq sulaiman ritonga
 
“Luangkanlah waktu untuk intropeksi diri dengan melihat tanggung jawab, karena itu adalah jalan untuk ibadah yang mendatangkan ketenangan dan kesungguhan dalam bertindak”

Didunia ini begitu banyak hal yang bisa kita jadikan objek untuk beribadah dalam memperoleh pahala, tidak hanya sebatas ritual seperti sholat dan berdzikir akan tetapi juga dalam bersosial. Bahkan ibadah terbanyak sebenarnya justru menyangkut sosial. Maka ibadah seorang presiden, mentri, bapak KBRI, bupati, bapak lurah.dan bahkan ketua organisasi Tidak diukur pada kekhusyukannya sholat. Atau lamanya berwiritan. Melainkan pada tanggung jawab dan kebijaksanaanya yang membawa kesejahteraan rakyat/ anggota.

Diriwayatkan bahwa sultan Mahmud Al Garnawi, beliau di awal pemerintahannya duduk setelah shalat shubuh untuk sibuk membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebanyak tiga ratus ribu kali sampai siang hari dan rakyatnya duduk di pintu, menunggu keluarnya Sultan Mahmud untuk menyelesaikan hajatnya. Setelah keadaan ini berlangsung lama, maka beliau melihat Nabi SAW di dalam tidurnya Nabi mengatakan kepadanya "Apa ini pemanjangan waktu sehingga rakyatmu telah menunggu kamu keluar ", maka Sultan Mahmud menjawab saya duduk menghabiskan waktu lama karna saya bershalawat kepadamu dalam jumlah tertentu (300 ribu kali) dan saya tidak akan berdiri sebelum selesai. Maka Nabi mengatakan kepadanya "Ini menyusahkan orang lemah (Rakyatmu) dan yang punya hajat, akan tetapi saya (Nabi) akan mengajarkan kepadamu Shalawat yang ringkas yang mana apabila kamu membacanya satu kali sebanding 100 ribu kali, jadi kamu tinggal membaca 3x saja sudah sebanding 300 ribu kali. Setelah itu kamu keluar menemui rakyatmu untuk menyelesaikan urusan-urusan mereka, sehingga kamu mendapat pahala shalawat 300 ribu kali dan mendapat pahala memberi manfaat kepada orang muslimin.

Dikisah itu Rasulullah SAW memberikan bimbingan yang sangat berarti, bahwa seseorang itu harus bisa menempatkan diri pada posisinya, karena dengan melayani rakyat/ anggota dan memenuhi kebutuhan mereka merupakan ibadah yang besar yang kelak akan dimintai pertanggung jawabanya. Jadi tidak benar seandainya seorang pemimpin asik dalam ibadahnya sementara rakyat/anggotanya dibiarkan dengan memperlama urusan mereka, apalagi sampai menterlantarkan tanpa dipedulikan keperluannya, dan malah mengambil kesempatan untuk mengorek harta dengan dalih tunjagan untuk setiap urusan. Nauzu billah.

Allah maha adil, segalanya telah disesuaikannya, oleh karenanya jangan kawatir tidak kedapatan pahala. Dan harus bisa menempatkan pada posisinya dengan sebenar-benar kepedulian serta tanggung jawab. menyadari kita adalah sebagai manusia yang juga memiliki kelemahan dan saling membutuhkan sehingga sadar akan peran kita sebagai apa itu adalah jauh lebih baik dari pada merasa hebat walaupun benar-benar memiliki banyak kelebihan.

Ibadah anggota DPR diukur dari kesunggguhannya menyuarakan aspirasi rakyat. ibadah pemimpin negara/pemimpin organisasi diukur pada tanggung jawabnya, dan kepudulianya kepada anggota dengan mendengarkan teriakan argumenya. Ibadah insan pers diukur dari kebenaran informasinya, tidak memfitnah.. Ibadah seorang sutradara dan produser film diukur dari kandungan pesan baik didalam film yang dipersembahkanya sehingga berdampak positif pada para pemirsa, bukan merusak moral. Ibadah para pelajar diukur pada kesungguhanya dalam menuntut ilmu dan terus berusaha maju dengan memiliki keyakinan yang kuat bahwa semua pasti bisa, bukan malah menyerah, ogah-ogahan dan malah menyalahkan takdir. Mungkin sesekali kegagalan akan menghinggap dan memang menyakitkan, akan tetapi marilah belajar untuk bisa menerima kegagalan, kemudian tanamkan tekat untuk lebih baik. Insya allah ada jalan dan ribuan kesuccessan akan diraih.Wallahu a’lam.

 

Pantaslah Surga di Bawah Kakinya


Penulis : Ahmad Taufik*
 
Banyak para pria berpikir setelah menikah segala kebutuhannya akan selalu dilayani oleh sang istri, padahal dalam kenyataannya tidak bisa begitu. Bila suatu ketika istri sakit, isteri bekerja atau sibuk ketika mengasuh si kecil apakah kita sebagai suami akan diam saja. Tentu dibutuhkan kerjasama untuk meringankan bebannya. Bahkan menurut saya, demi menjaga keseimbangan tugas dan keharmonisan kehidupan rumah tangga pekerjaan rumah tangga pun sebaiknya ditangani bersama.

Memang tidak mudah menjalani pernyataan ini, kecuali kita sudah mengalaminya sendiri. Beruntung saya berkesempatan mengalaminya.

Setelah menikah, saya merasakan bahwa kebahagiaan pernikahan kami menjadi terwujud sempurna lewat kehadiran putra pertama saya. Bahkan, kehadirannya juga menjadi motivator penggerak saya untuk lebih giat mencari nafkah.

Namun, rupanya kehadiran si kecil ini lantas mengubah pola hidup keseharian kami dan membutuhkan banyak kompromi diantara kami. Awalnya semua berlaku sebagaimana cerita. Isteri mengurus si bayi dan saya pergi bekerja. Namun, tiga bulan berlalu dan masa cuti kerja isteri pun selesai. Padahal, profesi istri saya sebagai perawat mengharuskannya bekerja dengan sistem shift, yang berarti suatu ketika ia akan bertugas penuh di malam hari.

Saya mendapati kami mulai punya satu 'persoalan'. Dimana si kecil hendak kami titipkan bila isteri bekerja shift malam? Kedua orang tua istri sudah almarhum sementara ibu saya sudah tua dan tinggal jauh dari rumah kami.

Kami memang punya kerabat untuk menitipkan si kecil setiap kami berangkat kerja. Tetapi saat itu juga hati saya merasa berat dan tidak tenang. Dalam hati kecil saya bertanya-tanya, apakah dia rela bangun malam setiap jam untuk menyiapkan susu, mengganti popok dan melakukan keperluan-keperluan perawatan bayi lainnya? Belum lagi kerabat ini pun tentu harus mengurusi keluarganya pula.

Akhirnya kami memulai kompromi dan memutuskan bahwa saya-lah yang akan menjaga si kecil saat isteri pergi bertugas. Jujur saja, awalnya, istri pun sempat meragukan keputusan ini sebelum akhirnya kami bisa bersepakat untuk menjalaninya.

Malam pertama pun tiba, si kecil telah tidur dengan pulasnya lebih dulu dari saya. Sementara itu, baru beberapa saat kemudian rasa kantuk mendera saya. Namun, baru saja saya beranjak tidur, tiba-tiba si kecil menangis membuat saya sigap terjaga dan mengurusnya. Dan selanjutnya? hampir setiap satu jam berikutnya, si kecil ini selalu terbangun dan memecah kesunyian malam lewat tangisannya.

Saya tahu bahwa tangisan merupakan alat komunikasi pertama yang dikuasai bayi sebelum bisa bicara.

Lewat tangisanlah, bayi mengutarakan keinginan dan kebutuhannya. Jadi saya tak heran atau terganggu lagi jika si kecil menghabiskan banyak waktu untuk aktivitas ini. Namun, tentu saja saya juga harus siaga. Susu harus selalu tersedia, begitu juga kebutuhan lainnya seperti pakaiannya. Karena jika si kecil bangun dan menangis itu tandanya dia minta susu, pipis, atau buang air besar.

Setiap kali si kecil terbangun, saya selalu melirik jam, melihat bahwa waktu demi waktu telah berlalu. Suatu kali pernah saya shalat subuh saat sudah mendekati jam enam pagi karena masih mengurusi kebutuhan si kecil. Dan pernah juga terjadi, shalat subuh saya sudah tepat waktu, tetapi baru saja hendak bertakbir, si kecil sudah terbangun dan menangis hingga dengan buru-buru saya meraih botol susu dan memberinya minum sambil berbaring disampingnya. Si kecil terdiam dan tidur kembali. Tak sadar saya pun ikut tertidur di sampingnya.

Hal ini berlangsung non stop selama 3 bulan. Namun anehnya, saya tidak merasa capek. Kalaupun ada sedikit rasa letih, maka rasa itu akan hilang begitu saja ketika si kecil bangun menyambut pagi hari dengan mengangkat kepalanya dan menatap saya sambil tersenyum ikhlas.

Setiap pagi, setelah menitipkan si kecil pada kerabat, saya menjemput dan mengantar istri ke rumah. Barulah kemudian saya berangkat ke kantor mengendarai sepeda motor. Tentu saja dengan kehati-hatian ekstra. Bukan apa-apa, sebab saya masih mengantuk!

Setibanya di kantor sebuah media Islam, saya berhadapan dengan saat naik cetak. Maka tak ayal, saya harus rela menatap layar komputer selama lebih dari 9 jam hari itu.

Begitupun, alhamdulillah semua masalah itu bisa teratasi. Bahkan, saat mengingat kelucuan dan senyum si kecil, tidak jarang saya suka tersenyum sendiri di depan layar komputer. Senyuman si bayi memang hanya sebentar, tapi saya selalu mengingatnya dalam hati. Luar biasa, senyum si kecil bagaikan penyejuk hati dan pemompa semangat dalam mencari nafkah.

Saat baru satu malam saja saya menjaga si kecil, saya sudah berpikir, mungkin itulah alasannya mengapa surga itu berada di bawah telapak kaki Ibu. Lalu bagimana dengan menjaga, merawat anak dan keluarga selama 3 bulan, setahun, bertahun-tahun?

Terbayang pula di benak saya sosok ibu yang menghabiskan waktu 24 jam setiap hari untuk merawat bayi. Ia menyusui, menjaga dari segala gangguan, mengganti popok, mendekapnya bila menangis dan masih banyak lagi tugas yang harus dilakukannya. Barangkali surga itu tak hanya berada di telapak kakinya saja melainkan di seluruh tubuhnya.

Bila kita mau berpikir dan merasakan betapa beratnya pekerjaan menjadi ibu rumahtangga, tentu akan timbul kesadaran untuk menghormati, menghargai dan menyangi istri kita karena tugas yang diembannya.

Maka kini saya semakin berempati dengan beratnya pekerjaan menjadi ibu rumahtangga. Semakin dalam pula kesadaran saya untuk menghargai dan menyayangi istri, karena tugas yang diembannya ternyata bukanlah sebuah tugas yang ringan.

Hapuslah Air Mata di Pipi, Hilangkan Lara di Hati

Author: Abu Aufa
 
Kegelisahan, kedukaan dan air mata adalah bagian dari sketsa hidup di dunia. Tetesan air mata yang bermuara dari hati dan berselaputkan kegelisahan jiwa terkadang memilukan, hingga membuat keresahan dan kebimbangan. Kedukaan karena kerinduan yang teramat sangat dalam menyebabkan kepedihan yang menyesakkan rongga dada. Jiwa yang rapuh pun berkisah pada alam serta isinya, bertanya, dimanakah pasangan jiwa berada. Lalu, hati menciptakan serpihan kegelisahan, bagaikan anak kecil yang hilang dari ibunya di tengah keramaian.

Keinginan bertemu pasangan jiwa, bukankah itu sebuah fitrah? Semua itu hadir tanpa disadari sebelumnya, hingga tanpa sadar telah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan. Sebuah fitrah pula bahwa setiap wanita ingin menjadi seorang istri dan ibu yang baik ketimbang menjalani hidup dalam kesendirian. Dengan sentuhan kasih sayang dan belaiannya, akan terbentuk jiwa-jiwa yang sholeh dan sholehah.

Duhai...
Betapa mulianya kedudukan seorang wanita, apalagi bila ia seorang wanita beriman yang mampu membina dan menjaga keindahan cahaya Islam hingga memenuhi setiap sudut rumahtangganya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala pun telah menciptakan wanita dengan segala keistimewaannya, hamil, melahirkan, menyusui hingga keta'atan dan memenuhi hak-hak suaminya laksana arena jihad fii sabilillah. Karenanya, yakinkah batin itu tiada goresan saat melihat pernikahan wanita lain di bawah umurnya? Pernahkah kita menyaksikan kepedihan wanita yang berazam menjaga kehormatan diri hingga ia menemukan kekasih hati? Dapatkah kita menggambarkan perasaannya yang merintih saat melihat kebahagiaan wanita lain melahirkan? Atau, tidakkah kita melihat kilas tatapan sedih matanya ketika melihat aqiqah anak kita?

Letih...
Sungguh amat letih jiwa dan raga. Sendiri mengayuh biduk kecil dengan rasa hampa, tanpa tahu adakah belahan jiwa yang menunggu di sana.

Duhai ukhti sholehah...
Dalam Islam, kehidupan manusia bukan hanya untuk dunia fana ini saja, karena masih ada akhirat. Memang, setiap manusia telah diciptakan berpasangan, namun tak hanya dibatasi dunia fana ini saja. Seseorang yang belum menemukan pasangan jiwanya, insya Allah akan dipertemukan di akhirat sana, selama ia beriman dan bertaqwa serta sabar atas ujian-Nya yang telah menetapkan dirinya sebagai lajang di dunia fana. Mungkin sang pangeran pun tak sabar untuk bersua dan telah menunggu di tepi surga, berkereta kencana untuk membawamu ke istananya.

Keresahan dan kegelisahan janganlah sampai merubah pandangan kepada Sang Pemilik Cinta. Kalaulah rasa itu selalu menghantui, usah kau lara sendiri, duhai ukhti. Taqarrub-lah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kembalikan segala urusan hanya kepada-Nya, bukankah hanya Ia yang Maha Memberi dan Maha Pengasih. Ikhtiar, munajat serta untaian doa tiada habis-habisnya curahkanlah kepada Sang Pemilik Hati. Tak usah membandingkan diri ini dengan wanita lain, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala pasti memberikan yang terbaik untuk setiap hamba-Nya, meski ia tidak menyadarinya.

Usahlah dirimu bersedih lalu menangis di penghujung malam karena tak kunjung usai memikirkan siapa kiranya pasangan jiwa. Menangislah karena air mata permohonan kepada-Nya di setiap sujud dan keheningan pekat malam. Jadikan hidup ini selalu penuh dengan harapan baik kepada Sang Pemilik Jiwa. Bersiap menghadapi putaran waktu, hingga setiap gerak langkah serta helaan nafas bernilai ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tausyiah-lah selalu hati dengan tarbiyah Ilahi hingga diri ini tidak sepi dalam kesendirian.

Bukankah kalau sudah saatnya tiba, jodoh tak akan lari kemana. Karena sejak ruh telah menyatu dengan jasad, siapa belahan jiwamu pun telah dituliskan-Nya.

Sabarlah ukhti sholehah...
Bukankah mentari akan selalu menghiasi pagi dengan kemewahan sinar keemasannya. Malam masih indah dengan sinar lembut rembulan yang dipagar bintang gemintang. Kicauan bening burung malam pun selalu riang bercanda di kegelapan. Senyumlah, laksana senyum mempesona butir embun pagi yang selalu setia menyapa.

Hapuslah air mata di pipi dan hilangkan lara di hati. Terimalah semua sebagai bagian dari perjalanan hidup ini. Dengan kebesaran hati dan jiwa, dirimu akan menemukan apa rahasia di balik titian kehidupan yang telah dijalani. Hingga, kelak akan engkau rasakan tak ada lagi riak kegelisahan dan keresahan saat sendiri.

Semoga.

WaLlahua'lam bi shawab.

Kabel dan Cahaya Lampu



 
"SAYANG, ayo kita shalat. Tuh dengar adzan telah berbunyi," ujar seorang ibu kepada anaknya yang tengah asyik nonton televisi. "Sebentar lagi dong, ini lagi seru-serunya," jawab sang anak. Ibu itu kemudian mendekat, "Sayang, tidak baik menunda-nunda shalat. Ini kan haknya Allah. Ayo matikan tivinya!" "Iya deh," jawab sang anak sambil beranjak dari tempat duduk. Ia terlihat sangat kecewa karena harus meninggalkan televisi.

Selama di kamar mandi, si anak terus menggerutu. "Ah..Ibu, tiap hari menggangu saja. Lagi enak-enaknya nonton disuruh shalat. Lagi seneng- senengnya main disuruh shalat. Lagi nyeyak tidur disuruh shalat. Harus baca Quran lah. Harus ikut pengajian lah. Harus ini ? harus itu ?! Bikin pusiiiing.

* * *

SELEPAS shalat berjamaah, anak itu bertanya dengan nada protes. "Bu, kenapa sih kita harus shalat, harus puasa, harus baca Al-Quran, dan harus belajar? Bukankah itu mengganggu kesenangan kita? Lagi pula, menurut saya, semua itu tidak ada gunanya, tidak mendatangkan hasil." Si Ibu sedikit terkejut mendengar pertanyaan itu. Ia pun terdiam beberapa saat. Ada sedikit kemarahan yang muncul dalam hatinya. Tapi ia segera sadar bahwa yang bertanya adalah anak kecil, yang belum tahu apa-apa selain main dan bersenang-senang.

Sang Ibu beranjak mengambil sebuah lampu yang menempel di dinding kamar anaknya. Sesaat kemudian ia berkata, "Anakku sayang, kamu lihat lampu ini. Ia begitu indah. Bentuknya lonjong dengan dindingnya terbuat dari kaca yang bening. Tiap malam engkau bisa belajar, mengerjakan PR, dan nonton televisi, salah satu sebabnya karena diterangi lampu ini."

"Sayang, tahukah kamu mengapa lampu ini bisa menyala?" lanjut si Ibu. "Ya, karena ada energi listrik yang berubah jadi cahaya," jawab sang anak. "Benar sekali jawabanmu. Lalu apa yang menyambungkan lampu ini dengan sumber listrik tadi?" tanya si ibu lebih lanjut. Sang anak pun menjawab dengan pasti, "Yang menyambungkan lampu dan sumber listrik adalah kabel." "Pintar sekali kamu," timpal si Ibu memuji.

"Nah, sekarang kamu pasti tahu, bila tidak ada kabel pasti lampu ini tidak akan nyala dan kamar ini pasti gelap. Bila demikian, ia tidak akan ada manfaatnya lagi, dan kamu tidak bisa belajar dan nonton tivi."

Sang Anak belum paham mengapa ibunya menceritakan lampu itu kepadanya. "Apa maksud Ibu?" tanyanya kemudian.

Ibu itu kembali berkata, "Anakku sayang, Allah itu sumber cahaya dalam hidup. Kita adalah lampunya. Ibadah yang kita lakukan menjadi kabel atau tali penghubungnya. Ibadah dapat menghubungkan antara Allah dengan manusia, tepatnya antara Allah dengan kita. Bila tidak mau beribadah, hidup kita akan gelap. Kita akan tersesat dan takkan berguna sedikit pun, seperti tak bergunanya lampu yang tak bercahaya." Ibu itu melanjutkan, "Jadi, shalat, bersedekah, membaca Al-Quran, ataupun belajar adalah kabel yang akan menghubungkan kita dengan Allah."

Mendengar semua itu, sang anak tampak tertegun. Dalam hatinya timbul penyesalan akan sikapnya yang selalu menganggap remeh ibadah. Ia pun berkata, "Kalau begitu aku tidak akan meninggalkan shalat lagi dan akan membaca Al-Quran tanpa harus disuruh. Bu, maafkan saya ya!"

Manfaat asam cuka

Asam cuka ternyata tidak hanya menambah rasa sedap dalam masakan, tapi juga berguna mendeteksi dini kanker serviks secara mudah dan murah. Deteksi dini kanker serviks dengan asam cuka ini disebut metode IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). Metode ini sudah dikenalkan sejak 1925 oleh Hans Hinselman dari Jerman, tetapi baru diterapkan sekitar tahun 2005.


Kementerian Kesehatan RI pun sudah mengadopsinya. Cara ini selain mudah dan murah, juga memiliki keakuratan sangat tinggi dalam mendeteksi lesi atau luka prakanker, yaitu mencapai 90 persen.


Deteksi dini dengan cara mengoleskan asam cuka 3-5 persen di daerah mulut rahim (serviks) ini tidak harus dilakukan oleh dokter, tetapi bisa dipraktikkan oleh tenaga terlatih seperti bidan di puskesmas. Dan dalam waktu sekitar 60 detik sudah dapat dilihat jika ada kelainan, yaitu munculnya plak putih pada serviks. Plak putih ini bisa diwaspadai sebagai luka prakanker.


Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah meneliti penerapan IVA di India, Thailand, dan Zimbabwe. Efektivitasnya ternyata tidak lebih rendah daripada pap smear.


Selain kinerja yang sama dengan tes lain dan hasilnya bisa segera diketahui, IVA juga menawarkan keuntungan lain, yakni praktis, hanya memerlukan alat sederhana, dan harganya terjangkau.


Inke Maris, pakar komunikasi yang juga salah seorang pendiri Inisiatif Pencegahan Kanker Serviks Indonesia (Ipkasi), mengatakan sudah banyak puskemas yang mampu memberikan layanan tes IVA ini dengan biaya sekitar 15 ribu rupiah.


"Bahkan, sejumlah daerah sudah menerbitkan Perda yang menetapkan harga hanya 5 ribu rupiah untuk pemeriksaan IVA," tambah Dr. Basalama Fatum, MKM, Kasubdit Kanker Dit. PPTM, Kemenkes RI.


Terapi ini berlangsung singkat, kira-kira 5 menit. Memang ada rasa tidak nyaman ketika menjalani terapi ini. Kebanyakan perempuan merasakan sensasi dingin dan sedikit kram, atau kadang terasa hangat menjalar di tubuh bagian atas serta wajah.


Kemudahan dalam melakukan pemeriksaan sekaligus penanganan jika ditemukan luka prakanker ini memacu membuat program See and Treat semakin banyak diterapkan di sejumlah puskesmas. Diharapkan dengan IVA, akan makin banyak perempuan yang terjangkau oleh deteksi dini kanker serviks, sehingga angka kejadian kanker ini dapat diturunkan.